Park Jimin
"Kamu memanjangkan rambut lagi?"
"Ha? Oh ini...."
"Ya, kan, kita tidak bertemu lima tahun, jadi Mi Ra yang ada diingatanku adalah dia yang tidak mengikat rambutnya."
"Sejak Jimin berumur setahun, aku kembali memanjangkan rambut," jelasnya.
Ada yang aneh ketika dia menyebut nama "Jimin" yang jelas-jelas itu namaku, tetapi bukan aku.
"Aku suka kamu yang seperti ini."
"Apa peduliku?"Astaga kasar sekali.
"Ini...." Mi Ra menyodorkan ramen.
"Hanya untukku?"
"Aku ingin melihatmu makan."
"A.... Tapi aku malu kalau dipandangi terus."
"Tolong ya, kita bukan anak SMA lagi. Berhenti sok manis."
"Apakah barusan menjijikkan? Hahahaha."Dia tidak menjawab, hanya tertawa. Semua yang aku rindukan pada diri Mi Ra, kutemui malam ini. Tawanya, ketusnya, perubahan emosi yang tiba-tiba, dan sebagainya dan sebagainya.
Dia ada di hadapanku dan itu membuatku semakin rindu!
"Siapa?" tanyaku, akhirnya.
"Tidak perlu tahu. Toh kamu bukan siapa-siapa," jawabnya, langsung tahu arah bicaraku.
"Tapi kamu memakaikan namaku untuk anakmu."
"Kamu tidak suka? Ya sudah, mulai besok aku akan memanggilnya Taehyung."
"Mi Ra, aku tidak sedang bercanda."
"Jimin, aku mengantuk. Ramenmu sudah habis."
"Ya sudah, tidur sana."
"Pulanglah."
"Aku tidak mau. Aku mau di sini sampai mendapat jawaban."
"Baiklah.... Cuci perlengkapan makanmu. Aku tidur duluan."Ha?
YOU ARE READING
Love Yourself: What Am I to You
FanfictionSeperti halnya melepas, menerima juga bukan perkara mudah. Harus ada kompromi dalam diri, atau justru merelakan. Aku masih sering sulit menerima keadaanku yang sekarang karena peran masalalu. Hingga akhirnya, ada orang-orang yang menyadarkan bahwa a...