[9]

181 21 20
                                    

Rumah sepi seperti biasanya. Aku duduk di kursi seperti biasanya. Yang tidak biasa adalah buku yang tergeletak di atas meja.

Kumpulan Fabel karya Aesop.

Blurb di bagian belakang menjelaskan kalau fabel-fabel di dalam buku ini sudah ada sejak abad 6 SM. Terdapat keterangan tambahan jika banyak sekali yang terkandung di dalamnya. Lebih-lebih tentang alegori politik, penggambaran golongan yang kuat selalu menguasai, mengendalikan, bahkan menghancurkan yang lemah, dan lain-lain.

Selanjutnya, buku itu kubuka dan mataku tertuju pada daftar isi.

Tiba-tiba saja ingatanku dibawa ke masa yang sangat jauh. Aku masih ingat beberapa cerita di dalamnya. Misalnya tentang Angsa Bertelur Emas, Keledai Berbulu Singa, dan Serigala Berburu Domba. Eomma dulu sering sekali mendongengiku. Setelah tidak ada lagi, noona menggantikan. Walaupun tidak pernah sama.

Ini buku yang menarik, cerita di dalamnya dibuat singkat dan di bawahnya dijelaskan makna yang dimaksud dari dongeng itu. Tetapi aku harus membersihkan diri dulu, baru melanjutkan membaca. Aku tidak mau kejadian beberapa malam lalu kembali terulang.

Baru saja akan membuka kamar, aku menemukannya.

Tolong antarkan dia ke alamat ini sebelum pukul 7 malam. Aku sepertinya tidak pulang ke rumah. Balik kertas dan ada password kunci rumah.

Tulisan yang sudah akrab belakangan ini. Ruri Noona.

Hebat betul komunikasi kami. Di era seperti ini masih menggunakan surat.

Hm sejujurnya, aku terlalu segan meminta nomor ponselnya.

Aku menyimpan kertas itu sebagai petunjuk. Begitu kulirik jam di dinding, sudah menunjukkan pukul 8. Terlewat satu jam.

Sebelum bergegas, kupandangi dia.

Kucing calico.

Love Yourself: What Am I to YouWhere stories live. Discover now