[3] Apa yang Harus Kita Lakukan?

91 10 2
                                    

Nam Mi Ra


"Taehyung-a... aku... aku bertemu Park Jimin," ucapku melalui sambungan telepon, dengan suara gemetar, dan tangan tak kalah gemetar.

"Hmmm... seperti biasa, kan? Dalam mimpi-mimpimu dan selalu begitu," jawab Taehyung dengan malas. Aku tahu pasti dia sudah tidur.

"Taehyung-a!"

"Ya! Ini sudah lewat tengah malam dan kamu meneleponku hanya dengan bilang bertemu Jimin. Kamu mengganggu tidurku, Mi Ra!"

"Kali ini tidak hanya dalam mimpi...."

"Ha? Ha! Kamu bercanda?!"

"Bagaimana mungkin aku bercanda!!!"

Sambungan telepon diputus. Sialan!

Ponsel kutetakkan di meja dan menunggu dengan was-was panggilan Taehyung selanjutnya. Dia kalau panik memang seperti itu, sering dengan tidak jelas memutus sambungan telepon dengan tiba-tiba.

Begitu layar menyala dan menunjukkan namanya, segera kuangkat.

"Ya!!!!" seruku.

"Apa yang harus kamu lakukan, hm.... atau kita lakukan?" ucap Taehyung dengan tenang.

"Bodoh! Kalau aku tahu, pasti aku tidak akan meneleponmu sekarang!"

"KENAPA KAMU MASIH MARAH-MARAH!!!"

Kali ini, gantian aku yang memutus telepon.

Selalu begini. Membahas Jimin, tidak pernah tidak menggunakan emosi.

Love Yourself: What Am I to YouWhere stories live. Discover now