Saat terakhir Hp-nya belum mati total, ia dapat melihat jam yang menunjukkan pukul 2 malam.
Najel dapat tersenyum kaku setelah mengingat kalau sudah seharian dirinya berada di lokasi pemakaman.
Tahun ini, ia kembali menaruh sebuket bunga krisan di tengah-tengah sebuah foto yang memperlihatkan wajah cantik ibunya. Jika dipandang, kau tak akan sadar kalau perempuan itu telah lama meninggalkannya. Rasanya begitu cepat berlalu.
Najel menelusuri jalanan kota yang sepi. Tangannya memeluk dirinya sendiri untuk menambah rasa hangat.
Memang benar, kalau dia tidak bisa merasakan suhu dingin maupun panas. Terkadang, penyakitnya ini berguna untuk tidak merepotkan banyak orang. Tetapi kembali kepada dirinya sendiri, bagaimana caranya Najel untuk mempertahankan kondisinya agar tidak sakit.
Najel berhenti melangkah saat menyaksikan adegan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki tak jauh dari tempatnya berada.
Lelaki itu berdiri, ia seperti sedang berbicara sendirian. Kemudian kepalanya menoleh dan ya...., Najel telah tertangkap basah, akan keberadaannya.
Ia cepat-cepat mencoba untuk menutup wajah aslinya.
Lupakan.
Najel telah melihatnya dengan jelas. Sehingga ia mengurungkan niat dan kini gilirannya yang berjalan mendekati perempuan itu.
Kedua tangannya mencengkram kuat pundak Najel. Mereka saling bertatapan.
Tak ada rasa takut sedikitpun dari sorot mara tajam yang dibalas oleh Najel.
Cengkramannya perlahan melemah. Saat dia tau bahwa perempuan ini adalah orang yang bertindak diluar dugaan saat terjadi kasus perampokan kemarin.
"Kenapa kau bisa ada disini?"
Najel tak menjawab, matanya masih dalam sorot yang sama.
"Aku bertanya," lanjut V, nadanya melembut.
Dari kejauhan. Polisi patroli melihat suatu kondisi kejanggalan aneh. Ia kembali memasuki mobilnya dan membunyikan sirine.
V dapat mendengar suara bising memekakkan telinga. Ia memejamkan matanya dan tanpa ragu menarik perempuan yang tak dikenalnya ini pergi dan segera berlari.
Mereka memasuki sebuah lokasi konstruksi gedung yang belum selesai dibangun. Begitu gelap. Hanya insting yang membawa V untuk masuk dan menyelimuti diri mereka.
"Uhuk..uhuk.. Tempat apa ini?!"
V menutup mulut gadis dihadapannya.
Aksi diluar pekerjaannya memang benar-benar membebankan dirinya. Seharusnya saat ini dia bisa tidur dengan nyenyak.
"Diamlah! Atau kau dan aku akan terlibat masalah lagi malam ini, mengerti?"
Wangi papermint menyeruak memasuki indra penciumannya. Mereka hanya berjarak 5 cm. Najel memilih diam tak membalas.
V sedang memikirkan apa yang akan terjadi. Selebihnya mereka harap bersabar menahan banyaknya debu-debu yang memasuki rongga hidung.
Derap langkah kaki yang ditebak V ialah seorang polisi itu mulai menelusuri lokasi gedung.
V merasa bahwa lelaki berumur tadi hanya mengecek gedung ini sebentar dan beralih untuk mengurus mayat di pinggir jalan.
Mereka harus cepat pergi dari sini sebelum polisi itu membawa kawanannya dan mereka terjerat kembali dalam satu masalah yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMER • Kth [END]
FanfictionHighest Rank #2 in Mystery -14/12/2018- --- Suara hantaman keras. Pria berkode nama V berhasil mendobrak pintu kayu usang mendekati masa lapuk itu dan mengagetkan semua orang di dalamnya. Bagaimana bisa lelaki ini masuk? Bukankah penjagaan begitu ke...