17-Jeon

395 72 9
                                    

Seseorang tak dikenal. Mengenakan zebo serta bermasker hitam, ia hanya menimbulkan matanya saja untuk mengamati suatu pergerakan dua orang target dari jarak sekitar 40 meter di lokasinya berada, menepikan mobilnya di depan deretan bangunan ruko yang tutup. Jarak terbilang pas untuk melakukan pengintaian, dan tidak akan diketahui oleh si objek pengamatan. Apakah dia menggunakan teropong? Ya. Lebih tepatnya ia menggunakan eye relief atau teropong yang sering melekat pada senjata sniper. Meski gatal ingin menembak, namun ia hanya ditugaskan untuk mengamati.

Sial! Ini sungguh membosankan.

Tapi tugas tetaplah tugas, ia harus menjalankan misi yang sesuai dengan titah atasannya. Jika tidak? Selamat. Nama anda terdaftar dalam buku hitam yang akan membuat anda terlupakan selamanya.

Lupakan dulu soal itu, bayangan kegagalan tidak akan menyelimuti dirinya. Ia telah membuang puntung rokoknya asal keluar jendela. Saatnya memberitahukan apa yang ia dapatkan. Orang tak dikenal itu mengeluarkan telepon pintarnya yang sudah dirancang khusus dapat mengubah suara sang pemilik saat melakukan panggilan.

"Serigala meninggalkan anak kucingnya ke dalam kandang," ucapnya dengan nada berat, layaknya suara samaran.

"Bunuh serigalanya dulu atau kucing menggemaskan itu?"

"Baik, Tuan."

Tak dikenal menghidupkan mesin kendaraannya yang perlahan melaju semakin kencang.

***

Tanpa ketukan, tanpa basa basi. Najel memasuki rumah itu lebih dalam. Di ruang tamu, ia sempat mematung. Menatap banyak orang, ntahlah.. Mungkin mereka teman-teman kampus Jungkook, yang jelas lelaki itu juga ada disana. Raut muka datar, dagu yang terangkat. Najel melewati ruangan itu. Pandangannya terlalu mahal untuk mereka yang dicap sebagai teman satu kampus Najel pula. Ia telah melewatkan seminggu lamanya tidak menghadiri jadwal-jadwal kuliah, tidak ada kepedulian bagaimana nasibnya di hari senin besok, hahaha.. Terserah.

"Oh.. Oh.. Uoooo..."

"Oh.. Oh.. UooooUuuooo..."

"YOU CAN'T STOP LOVIN' MYSELF!"

Seorang wanita tua lengkap dengan atribut army sedang menari-nari atau istilahnya fangirling-an itu mematikan musik player dari personal komputernya.

"YEOLBI?!"

Yeolbi?

Najel membuat senyuman tipis. "Apa kabar... Ma?"

Perempuan yang sering disapa Mamalia itu mendekati Najel dan langsung memeluknya penuh hangat. Ia juga mencium dua pipi serta mengecup singkat keningnya.

Tangannya menangkup wajah Najel seraya berkata. "Mama kangen banget sama kamu!"

Ia memegang pundak Najel dan membolak-balikkan badannya bagai memilih baju saat belanja.

Mama-Lia menggelengkan kepalanya, raut mukanya seketika penuh kekhawatiran. "Jungkook bilang, kamu kabur dari rumah lagi?"

"Aduh, Sayang..! Lihat kondisi tubuhmu ini! Penuh memar! Luka! Kamu kemana, hm?!"

"Kenapa? Hei?!" ulangnya.

"Biasa, Ma," Najel tertawa kecil. "Najel melakukan ekspedisi penyelamatan burung dalam kandangnya."

"Benarkah?"

"Iya, Ma. Burungnya kecil, dia kesakitan dan tidak mau dilepas dari kandang."

Mama-Lia mulai berpikir, sebelum itu dia menyuruh untuk mereka duduk di sofa ruang keluarga itu.

"Bagaimana bisa? Ada burung yang tidak mau lepas dari kandangnya?"

"Ada, loh Ma!" Najel mengangguk ceria, berusaha sungguh-sungguh meyakinkan Mama-Lia akan ceritanya.

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang