21-Less than 24 Hours

344 64 1
                                    

Ting.

Ting..ting..ting


Ting..

Ting...

"S O...B A K S O....!"

Ting.ting.ting.ting....


"SOOO...BUAKSOOOO...!"


Ting.ting.


"Berikan pena itu kepada saya."

"Siap Bos!" Najel memberikan sebelum kedua tangannya beralih menangkupkan kepala menghadap V, Lengkungan senyuman bibir pun ikut melebar manis, mungkin. Mungkin saja tidak atau terkesan seperti orang gila.

V menyibukkan diri dengan mencatat sesuatu di atas meja pantry, dan merasa sedikit terganggu karena boneka annabelle itu terus menatapnya. Ya, Dia lebih mirip boneka seram itu daripada princess-princess keluaran Disney.

"Berhentilah bersikap seperti itu."

"Hm... Oki..doki..."

V meletakkan penanya.

"Dan....."

Ia mengangkat kepalanya, menatap tajam tangan jahil Najel yang merambat ke keranjang buah dan hendak mengambil sebuah pisau.

"Muehehehe" Najel cengir tanpa dosa dan menarik tangannya kembali.

"Padahal aku ingin membunuhmu," gumamnya jelas.

"Melukai si remahan roti kismis ini, mantap juga."

"Terus terus terus.. Tuh ya.. Bakal kujadikan steak daging manusia macem sunamto loh!"

"Saya mendengar."

Sela V yang matanya masih berpusat pada tulisan tangannya.

"Bapak mendengar?" ucap Najel memiringkan kepalanya berlagak polos. "Ouch! Gitu..."

Lagi-lagi V harus menahannya dengan memejamkan mata sejenak. Menahan keahliannya sebagai pembunuh di hadapan si pengganggu kecil ini tidak lah mudah, kalau saja ia tak dapat menahan, dapat dipastikan Najel sudah mati beberapa hari yang lalu, tetapi... Dialah objek yang menjadi tugasnya. V.. Kau harus kuat.

"Baiklah, kita mulai," V selesai mencatat beberapa pertanyaan guna melakukan wawancara kecil-kecilan ini.

"Akan saya anggap kita sedang melakukan introgasi resmi. Jadi.... Saya harap anda memberi keterangan yang benar dan fakta, mengerti?"

Najel mengangguk cepat. "Yayayaya... Cepat! Cepat! Dua.. Tiga.. Tutup botol! Anda bodyguard kok Tolol------long berikan aku pertanyaan, CEPAAAAATT!"

Dua tangan Najel membentuk pistol menunjuk V yang tersenyum tipis. Padahal gigi-giginya sedang menggertak kesal.

"Baik. Pertanyaan pertama..."

"Menga...."

TAK

PRANG..PRANG..!

"Jendela kaca depan," Najel membuka suara. Sorot mata mereka saling berpandangan.

Serentak Najel dan V berdiri lalu pergi untuk mencari tau darimana sumber bunyi kaca pecah itu berada.

V mengedarkan pandangan ke sekitar dan tak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Jalanan tampak sepi.

"Ketemu!" seru Najel. V membalikkan badannya, menerima apa yang Najel temukan.

"Secarik kertas?" Ia menganehkan. Tak lama benda tersebut perlahan remuk ditangan V.

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang