Masih dapat kubayangkan senyuman yang ia buat..
Terus aku terngiang-ngiang akan tawanya..
Bahkan kata-katanya lah yang bisa menenangkan suasanaku.
Ya... Itu beberapa tahun yang lalu. Aku dipertemukan dengan sesosok teman baru.
Dia polos, namun cerewet. Sangat berkebalikan denganku, tak banyak bicara tetapi bila terganggu, ucapanku sangat menusuk. Sehingga tak heran semuanya menjauh dan langsung mengecapku sebagai makhluk aneh.
Tetapi Dia..
Dia yang mendekatiku terlebih dahulu, begitu pula mencoba membuka obrolan padaku saat semua orang sibuk berkenalan dengan teman baru. Dia menjulurkan tangannya tanpa ragu padaku. Lalu berkata, "Hai.. Ayo berkenalan! Namaku Jung Wendy, kamu?"
Si Angkuh sepertiku hanya menatap biasa uluran tangan itu lalu kembali berfokus pada game offline yang sedang kumainkan.
Merasa tak akan dibalas olehku, dia berkata lagi. "Jangan pikirkan kata mereka, mereka bodoh karena tidak memilihmu sebagai orang yang luar biasa!" bisiknya berjarak padaku.
Reaksiku tetap sama. Aku tidak terbiasa mendengar ucapan menjijikkan itu, terlalu dramatis. Aku bukan lah bagian dari drama-drama menyenangkan.
Sudut bibirku terangkat. Berdiri lalu pergi dari ruang yang tak kubutuhkan itu.
Berhari-hari dia terus memaksakan diri untuk dapat berteman denganku. Well.. Pentingkah aku dimatanya? Apa dia salah satu penggemarku dalam bermain game? Atau.. Dia termasuk kelompok penyuka sesama... Tidak mungkin, kan?
Sampailah dimana aku tak sengaja bertemu dengannya di sebuah kafe. Tempat tersebut tepat di depan lokasi gedung R.O.G.
Sedikit menjauh dari si gila Hoseok dan 2 rekanku lainnya yang membuatku kesal menghantarkanku ke sana. Ku pikir memesan ice choco bisa menenangkan isi pikiranku dari kekalahan.
Dia berwajah baru disini. Semua orang termasuk pemilik kafe pun sudah lama kukenal, terkecuali Dia. Jung Wendy.
"Kau datang sendirian?"
Baru saja aku menyeruput minumanku, perempuan itu masih berdiri, tersenyum yang menurutku aneh sambil menggenggam nampan.
Aku berdiri. Menatap lurus menembus manik matanya.
"Kau miskin.."
"Bodoh.."
"Menyedihkan.."
"And friend seeker.."
"Salam kenal."
Lalu pergi, setelah meninggalkan tagihan serta uang di atas meja.
***
Tak banyak aku mengingat. Dan memang aku bukan pengingat yang handal.
Najel : WKWKWKWKWKKW BANGSAT EMANG
ReadNajel : Anjing lah!
Najel : Semua akses game dimatikan. Budak-budak dirumah juga selalu menuruti chanyeol biadab!
Najel : Dia nggak datang!!! Ada rapat!! Dan rapat!!! Kurang banyak uang apalagi sih?
ReadNajel : Apa perlu aku datang dan mengacaukan rapat itu?
Najel : Papa juga! Sibuk sama jablay!!!
Najel : Keluarga bangsat hhh.. Gameku diambil, namun mereka tak bisa membahagiakanku disini!!
ReadNajel : Apa pentingnya aku? Mereka juga mengasingkanku
Najel : Mereka tak pernah menganggapku sebagai putri perusahaan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMER • Kth [END]
FanfictionHighest Rank #2 in Mystery -14/12/2018- --- Suara hantaman keras. Pria berkode nama V berhasil mendobrak pintu kayu usang mendekati masa lapuk itu dan mengagetkan semua orang di dalamnya. Bagaimana bisa lelaki ini masuk? Bukankah penjagaan begitu ke...