12-Ganja

475 100 15
                                    

Najel tak henti-henti memandang layar kecil dalam genggamannya. Selama 8 jam telah berlalu, hingga matahari hampir menampakkan dirinya. Najel tetap dalam permainan game yang sama.

Telinga kelinci Najel dapat menangkap suatu pergerakan mengarah dari balik pintu kamarnya yang sudah diperbaiki kemarin. Ia cepat-cepat mengeluarkan game-nya lalu menaruh ponsel ke atas nakas dan segera menarik selimut.

Suara pintu dibuka, bersamaan dengan langkah kaki yang semakin mendekat. Najel mengintip apa yang orang itu lakukan.

"Bangun lah! jangan membodohiku," tegas V. Tangan kanannya terangkat, memegang ponsel milik Najel. "Ponselmu panas, itu menandakan bahwa kau bermain dengan benda ini dan tidak tidur semalaman."

Najel duduk bangkit dari ranjang, ia menyilangkan kaki. "Lalu?"

Oh iya, Najel melupakan satu aksi. Di ulangnya dengan meregangkan otot-ototnya sambil menguap. "Huaaaahh good morning world! Have nice day!"

"Aku mengawasimu."

Masih direntangkannya kedua tangan, ekspresi Najel mendadak berubah. "Oh, gitu.."

"Apa kau lapar?"

"Hey..! Tidak usah sok perhatian. Kubilang kita tidak saling mengenal," Najel mengingatkan.

V melempar sebuah kertas yang bermula terlipat beberapa bagian hingga mendarat di atas permukaan selimut, lipatan itu menjadi panjang.

"Baca sendiri. Apa yang harus aku lakukan."

"Jangan terlalu percaya diri dulu," V menyilangkan kedua tangannya di atas dada.

"Hari Sabtu, Latihan bermain game."

"Cih! Dasar bocah."

V membalikkan badan dan bertengger di pintu. "Cepatlah mandi, aku akan mengantarmu."

Najel terhenyak, menganga dalam diam. Wait... What? Dia memerintahku?

***

Najel berjalan menggertak-gertakan kaki, tangannya ke depan dan ke belakang seperti salah satu pasukan pengibar bendera.

Reklame besar terpampang jelas di atas pintu masuk, Langkahnya memasuki sebuah tempat yang digandrungi banyak professional gamer.

ROG.

Republic Of Gamer. Seperti itulah tulisan bertinta merah berpadu hitam di atas sana.

"Wow... Tebak, siapa yang datang!" teriak Jung Hoseok, membuat para pemain game melihat kedatangannya.

Di pagi hari atau mungkin mereka bergadang semalaman hanya untuk mengisi kursi-kursi gaming yang di depannya terdapat satu set peralatan lengkap untuk bermain game. Benar-benar lokasi strategis bagi maniak gamer menempati tiap-tiap ruangan itu.

Sebenarnya, gedung ini memiliki empat lantai.

Tiap-tiap lantai mempunyai ruang dan bidang game yang berbeda.

Lantai pertama terdiri dari kelompok yang berfokuskan bermain game dengan multi-pemain atau MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) seperti contohnya game Dota 2 dan League Of Legends.

Lantai kedua dipenuhi para gamer yang menyukai jenis Battle Royale Game seperti Fortnite, Pointblank, PUBG dan yang lainnya.

Lalu di lantai tiga, dikhususkan para gamer yang ditugaskan merekomendasi, mencoba dan memilih game mana yang pantas mereka tekunkan untuk kedepannya mereka dapat terjun ke arena tournament.

Dan yang terakhir adalah kantor yang mengontrol aktivitas gamer, di dalamnya terdapat pula para manager-manager pemain game terkenal.

Sungguh sangat jarang lokasi itu sepi. Setiap lantai memiliki setidaknya dua kamar yang memiliki puluhan kasur berbentuk kapsul, diperuntukkan bagi mereka yang menginap dan besok siap bertanding.

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang