45 - Karma

89 20 2
                                    

Hidup ini membosankan. Hidup segan, mati tak mau. Najel seharian hanya berbaring sambil sesekali memandang langit-langit kamar dan mengubah posisi tidurnya. Juga terkadang ia memeriksa notifikasi ponselnya yang sebenarnya banyak, tapi bagi Najel, mereka semua tak penting.

Beberapa menit yang lalu, Jungkook dan Hoseok menelpon Najel. Tapi Najel saat ini tidak ingin untuk keluar rumah maupun kamar. Ia mengunci pintu kamarnya, hari ini..., Ia tak ingin bertemu siapa-siapa.

Ada sih.

Najel ingin bertemu V. Tapi apa hak dia menemui lelaki itu? Tak ada urusan lagi kan? Ingat jel! Ingat!

Kau dulu pernah menginginkan V untuk pergi secepat mungkin, namun kini kenapa kau malah memikirkannya? Dasar lemah, dasar payah!!

"Kita lihat dua atau tiga hari kedepan."

"Kau bertahan tidak?"

"Aku ini liar loh.."

"Aku tidak sabar menunggumu dipecat oleh tua bangka tersayangku. Aku menunggu!" Najel bertepuk tangan seperti anjing laut.

Najel kembali mengingat kata-katanya sendiri, seperti film yang kembali diputar saat ia berkata seperti itu, hari ketika Najel meminta V untuk memanggilnya dengan sebutan Nuna. Najel sekarang hanya bisa tersenyum kaku memandang langit-langit. Bahkan V telah melaksanakan tugasnya lebih dari tiga hari dari waktu yang ia perkirakan. Bahkan V pernah memanggilnya dengan sebutan Nuna kecil. Bahkan.. Bahkan.. Ahh entahlah! Ada apa denganmu Najel!!! Kenapa kau terus memikirkannya!!!

Sekarang Najel tak sabar. Tak sabar untuk menemui atau setidaknya mendengar suara lelaki itu. Najel harus........menelponnya!!

The number you are calling is busy, please try again.

The number you are calling is busy, please try again.

The number you are calling is busy, please try again.

The number you are calling is busy, please try again.

"Sialan!! Dia tolak terus!!"

Najel melemparkan ponselnya asal ke bagian tempat tidur lainnya.

"Oke!! It's okay!! Aku tidak akan menghubunginya lagi!! Cam kan itu!!!"

***

Hari demi hari Najel lewati. Mungkin ini sebuah karma yang diturunkan oleh Tuhan kepadanya, maka dari itu semua orang bersikap dingin kembali. Najel merasa seperti orang asing di keluarga sendiri atau orang asing di kelas sendiri, semuanya sama, sama-sama tak memedulikannya.

Najel tak semangat dalam menjalani hidup. Bukan berarti Najel akan berbuat yang tidak-tidak lagi seperti melompat dari lantai dua. Hanya saja, Najel ingin sesuatu agar orang-orang kembali tertarik padanya, tertarik bukan berarti menghujat dirinya dengan sejumlah pernyataan yang memuakkan. Najel benci hal itu.

"Dimana?"

"Taman."

"Dimana?"

"Sungai Han, dekat sungai Han."

"Oke, Aku akan kesana," ucap Jungkook sebagai akhiran dari panggilan singkatnya.

Najel tak tau ada apa dengannya saat ini, hanya saja, ia merasakan tubuhnya sedikit lemas. Tapi bukan berarti dia merasakan rasa sakit. Beberapa menit telah berlalu, tak lama kemudian Jungkook datang dengan wajah penuh kekhawatiran. Jungkook mencoba untuk menyentuh dahinya dan bersamaan itu pula, Najel pingsan tak sadarkan diri.

Jungkook bergegas membawa Najel bak Bridal style menuju mobil yang ia bawa. Beruntung Jungkook membawa mobil bukannya motor, kalau tidak, ia harus susah payah memilih opsi lain untuk membawa Najel ke rumah sakit.

***

Selang infus dipasangkan ke tangan dan beberapa alat medis lainnya. Najel harus melakukan cek keseluruhan untuk memastikan apa penyebab dari pingsannya gadis kecil milik Park Siwon itu.

Chanyeol datang saat lima belas menit berlalu Jungkook memberitahunya. Wajah penuh kekhawatiran terpancarkan melihat Najel yang berbaring di sana.

"Ada apa dengannya?" tanya Chanyeol.

"Aku menemukannya di taman dekat sungai han, sempat sadar sebelum ia tak sadarkan diri," jelas Jungkook.

Chanyeol mengangguk, ia menarik kursi untuk didekatkan ke Najel. Chanyeol meraih tangan Najel dan mencium punggung tangannya.

"Kakak sayang Najel."

"Najel juga sayang kakak," lirih Najel membuat Chanyeol dan Jungkook terkejut.

"Kuki, panggil dokter sekarang!" pinta Chanyeol.

"Baik."

Najel mengedarkan pandangan, rupanya telah berganti tempat menjadi tempat yang menyebalkan, banyak sekali alat-alat medis yang memuakkannya. Najel bermaksud untuk melepaskan selang infus, namun aksinya ditahan oleh Chanyeol.

"Kakak mohon, mohon untuk kamu dirawat di sini," pinta Chanyeol dengan nada pelan.

"Oke," jawab Najel singkat.

"Apa boleh Kakak tau, kenapa Najel bisa seperti ini?"

Apa Najel harus berkata dan menyatakan kalau semua ini karena V? Karena ia rindu lelaki itu? Atau.. Atau apa?

Najel menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa Kak, mungkin hanya terlalu lelah atau lupa makan atau lupa tidur, ntahlah. But I am okay."

"Kamu harus menceritakan apapun kepada Kakak. Kakak ini temanmu, teman yang bisa kamu ajak bicara."

"Tapi kakak sibuk, kakak tidak punya banyak waktu untuk terus bersamaku!"

"Aku kesepian saat Nanny telah tiada, saat pengawalku telah putus kontrak. Aku kesepian kakak," ucapnya dengan nada seperti ingin menangis.

Ucapan Najel membuat Chanyeol kehilangan kata-kata. Chanyeol akui dia super sibuk dengan pekerjaannya dan dia mengutuk diri, coba saja dulu dia masih menjadi polisi dan bukannya seorang pebisnis dengan berjuta jam terbangnya seperti yang ia lakukan saat ini.

Chanyeol mencium punggung tangan Najel lagi lalu tersenyum. "Ada Kakak disini, Kakak akan mencoba mengatur jadwal agar Aku dan Kamu bisa menikmati waktu luang bersama."

"Kakak tak perlu memaksakan kehendakku. Aku fine kakak. Hidupku memang abu-abu. Tak seru."

Chanyeol menemani Najel di dalam kamar VVIP miliknya. Sampai Najel menjalani serangkaian tes dan tertidur pun Chanyeol masih tetap berada disana, hanya Jungkook yang berpamitan karena ingin mengantarkan Bundanya untuk menonton konser EXO.

***

Apa yang kau harapkan jika kau sakit? Semua keinginan terkabulkan? Ingin makanan favoritmu? Ingin uang? Ingin ponsel baru? Ingin..ingin apa? Pastilah orang tersayangmu dapat mengabulkan permintaan kamu saat dimana kondisimu sedang sakit. Dan juga, biar Najel tebak bahwa banyak orang yang menanyakan kondisimu dan menjengukmu.

Apa itu Najel?

Tidak.

Najel tidak merasa seperti itu. Najel bukan karakter di dalam wattpad yang dijenguk oleh orang yang ia cintai lalu orang tersebut menyatakan bahwa ia sangat mencintai Najel dan blablablabla. Omong kosong macam apa ini? Aku pun tak tau hahahaha!

Andai Dokter Yohan tidak memberinya tindakan medis. Andai ia dapat merasakan rasa sakit di hati. Seandainya oh seandainya.

Welcome Najel, Karma is real.

Next>

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang