50 - Zero

140 24 7
                                    

Dokter telah meminta Jungkook untuk menjauhi Najel dan V untuk sementara waktu. Kondisi perempuan itu sedikit syok karena V mencekiknya.

V duduk seperti orang normal, walau kepala masih diperban serta rasa sakit di punggungnya dan berbagai area lainnya yang masih terasa.

"Kau ingat Aku?" tanya Seokjin.

V mengangguk.

"Umur kau berapa?"

"20 tahun."

"Sekarang tahun berapa?"

"2016."

Seokjin dan Dokter yang memeriksa V pun saling berpandangan.

"Siapa nama kau? Kode nama? Dan nama asli?" ucap Seokjin layaknya petugas sensus penduduk.

"Oh Levi. V. Kim Taehyung."

"Amnesia macam apa ini Dok?" Seokjin terheran, selama V menjalani tugas, Seokjin tak pernah melihat Dia sampai amnesia. Tapi kalau luka dan memar atau peluru yang bersarang di tubuhnya, itu wajar.

"Sepertinya, kondisi dari Oh Levi yakni mengalami amnesia dimana otak menyimpan atau mungkin menghapus memori yang baru-baru ini didapatkan olehnya."

"Jadi...?"

"Kita akan membantu Tuan Levi."

"Dengan cara apa Dok?"

"Ya.. Mengajaknya untuk melihat foto-foto terbaru."

Seokjin tertawa garing, "Foto? Foto apa Dok? Foto mayat?"

Seokjin mengingat bahwa selama tiga tahun ini, mereka tidak memiliki foto bersama ataupun foto V seorang diri. Hanya ada foto-foto yang sebaiknya tidak diperlihatkan oleh publik, karena V pembunuh bayaran, terkadang Ia memotret sang target setelah meninggal dunia.

"Foto kalian berdua mungkin, foto bersama pacarnya atau lain sebagainya. Intinya foto yang menyangkut memori dia terbaru."

"Berat.. Berat.." Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Jadi maksud Dokter, kondisi V ini dia kembali menjadi titik nol? Di usia 20 tahun saat dimana dia pertama kali menjadi pembunuh bayaran yang bekerja di kepolisian?" jelas Seokjin dengan jujur, karena rumah sakit dan dokter disini ada sangkut paut dengan kepolisian, jadi dia bisa leluasa berkata.

"Tepat sekali."

"Berat.. Berat.." Seokjin menggeleng kepala lagi.

"Siapa pacarmu?" tanya Dokter Tian.

"Unicorn."

***

"Hello baby girl."

"Siapa?"

"It's me! Unicorn!" ucap Unicorn semangat.

"Ada perlu apa?"

"Kau sudah melihat kondisi Levi?"

"Sudah."

"Bagaimana? Apakah dia mencekikmu?"

Najel diam, tak menyangka bahwa Unicorn mengetahuinya.

"Kenapa diam? Diam berarti emas, emas berarti iya."

"Lalu?" Najel balik bertanya.

"Ya.. Tak masalah sih, intinya dia takkan membuatmu mati. Hanya membuatmu syok semata, tapi dia memang benar amnesia."

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang