"Siapa dia?" tanya Cherry. Teman lama V.
Seorang bartender berusia lebih tua darinya itu berambut sedikit bergelombang. Ia sedang memegang sebuah botol soju dan sempat berkode mata kepada V tetapi lelaki itu menolak tawaran minumnya.
"Kau yakin?!" sambil menyilangkan tangannya, Vivi, si wanita berpakaian seksi dengan lip merah mencoloknya itu tampak heran atas keseluruhan bentuk tubuh gadis itu.
V menaruh tangannya di atas meja bar. Berseberangan dengan Cherry.
"Satu kamar, private."
Cherry terkejut. Sama halnya dengan Vivi, mereka saling bertukar pandangan kemudian ekspresi mereka berubah.
"Wow Baby.. What's wrong with you?" ucap Cherry, tatapannya begitu menggoda V.
V sama sekali tak tertarik akan hal itu. "Satu kamar, cepatlah."
"Santai saja~ bro.. santai."
"Diskotik ini hanya penuh di malam hari. Kau bisa melakukan apapun sepuasnya."
V mulai jengkel, ia berdecak. Merogoh dompetnya dari saku celana, mengeluarkan sejumlah uang kertas berlambang dollar dan menaruhnya di atas meja itu.
V melirik lingkaran jam miliknya lalu mengangguk. Kembali menatap Cherry.
"Kau yakin, V? Bersama gadis ini?" Vivi terus saja mengoceh.
Najel yang menjadi objeknya pun tak berekspresi sama sekali. Hanya diam dan ikut membalas pandangan Vivi kepadanya.
"Kau yakin mau bermain dengannya?" tunjuk Vivi. Rokok yang terjepit di sela-sela jari, ia hisap dan menghembuskannya di sekitaran Najel.
Najel kini melotot tajam, kedua tangannya terkepal kuat. Ia mendesis.
"NAJ.."
V menghentikan ucapan Najel, Ia tau si gila itu akan teriak. Apa kau lupa peraturan yang dibuat olehnya?
Najel benci rokok. Bau maupun asapnya itu.
Tangannya menggenggam tangan Najel. Menghusap punggung tangannya agar perempuan itu berhenti bertindak tak jelas.
"Satu kamar, private," tetap dengan wajah seriusnya, V meminta. Ia menoleh sebentar ke arah Najel lalu menatap Cherry lagi. "Pinjamkan dia beberapa pakaian, Aku yakin kau akan menyenangkanku, Erry."
"Dia spesial."
"Yokaii..." Cherry memberi sebuah kartu yang menjadi kunci otomatis sebuah ruangan.
V membasahi bibirnya, Ia tersenyum. "Thanks."
***
Najel terduduk diatas sebuah tempat tidur. Matanya menebar kebencian kepada dua orang wanita yang kini masuk ke daftar blacklist-nya.
"Benar-benar tak habis pikir," Vivi berdecak.
"Kami tak akan melukaimu. Dan yang benar saja? 'Toh fisikmu memang terluka. Bukan karena kuku-kuku yang cantik ini, kau tau," bantah Vivi.
"Kemana dia?" picing Najel, suaranya dingin.
"Hei?" Vivi bertepuk tangan. "Benar-benar, kau ya.."
"Sudahlah Vi.. Dia milik Taehyung."
"Terserah. Ini terlalu cepat bagiku untuk menyadari Taehyung datang kembali," sahut malas Vivi sembari memainkan handphone dan membuat sebuah panggilan.
"Kau saja yang mengurus. Aku ada panggilan job. Hotel bintang lima!" ucap Vivi semangat. Ia membuat lambang OKE di tangan kanannya sebelum meninggalkan kamar yang telah V pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMER • Kth [END]
FanfictionHighest Rank #2 in Mystery -14/12/2018- --- Suara hantaman keras. Pria berkode nama V berhasil mendobrak pintu kayu usang mendekati masa lapuk itu dan mengagetkan semua orang di dalamnya. Bagaimana bisa lelaki ini masuk? Bukankah penjagaan begitu ke...