Najel memberontak di dalam mobil ambulan. Dia tak memedulikan semua orang yang mencoba untuk menenangkannya.
"Tinggal berkata saja susah sekali! Dimana Oh Levi!!! Dia selamat, kan?"
"Kalian bodoh! Kalian bisu?" ucapnya disela-sela tangisnya, lalu tertawa kecil. "Kuharap benar-benar bisu!"
Seorang petugas medis pun akhirnya membuka suara. "Dia ada di dalam mobil ambulan lainnya."
"Bagaimana kondisi lelaki itu?!" tanya Najel tak sabar.
"Dia kehilangan banyak darah."
"Oh nice!" Najel bertepuk tangan, ia menyimpulkan senyuman. "Itu berarti, dia mati, kan?"
"Perfect!" lanjut Najel sebelum dirinya teriak lalu menjambak rambutnya sendiri.
"Aku ingin bersamanya!! Cepat turunkan aku!!!"
***
Seokjin dengan suasana hati yang tak baik pun tak dapat berpikir jernih hingga Mr.B datang mendekatinya di ruang tunggu.
"Apa Kau akan menyerahkan diri?"
Mr.B tersenyum kaku. "Saya akan mengikuti aturan dan menjalankan tugas."
Seokjin menyeringai. "Oh C'mon man! Kau bahkan menginginkan sekali V mati."
"Bukankah kau sangat menantikan posisi teratasmu?" Seokjin menyilangkan tangannya.
"Seokjin, dengar."
"Apa?"
"De.."
"Kalian sudah lama menjadi musuh, setelah kasus yang membuat V menjadi nomor satu. Kau tau?"
"Deng.."
"Kau ingat?
"Dengar dul.."
"Kau paham?"
"KAU BISA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN AKU TERLEBIH DAHULU?"
"Ngeri kali bah!" Seokjin mengangkat kedua tangannya.
Tak hanya itu. Beberapa suster yang sedang berjalan pun menghentikan aktivitasnya, dan beberapa orang di ruang tunggu juga demikian.
***
Chanyeol memasuki ruangan Najel. Seketika perempuan itu berlari mendekatinya tapi melupakan bahwa saat ini dia tengah terhubung oleh selang infus. Najel sempat melirik ke belakang, benar saja, tiang serta kantong infus terjatuh ke lantai. Najel tak peduli, Najel ingin memeluk Chanyeol dan menangis sejadi-jadinya.
"Kakak.. Oh Levi... Dia...!"
Chanyeol menyambut pelukan Najel, dapat dirinya rasakan bahwa tubuh perempuan itu sampai bergetar hebat. Chanyeol telah cukup lama tidak melihat Najel seperti ini, dia menangis karena seseorang.
"V.. Kakak... Oh Levi!!!"
Najel menyimpan wajahnya di dada Chanyeol. Ia tak kuasa menahan tangis.
"Tenang, Najel."
Najel menjauhkan wajahnya, ia sedikit mendongak. "Bagaimana Aku bisa tenang?! Kakak gila?!"
Chanyeol sekarang dapat melihat kedua mata Najel yang telah membengkak. Chanyeol menyimpulkan senyuman.
"Hey, tenanglah adikku," Chanyeol mengacak-acak rambut Najel.
"Kakak setan!" Najel mendorong tubuh Chanyeol kemudian berbalik untuk meraih kantong infus yang jatuh tadi.
"Pergilah!" titah Najel. "Aku tak mau melihat kakak untuk sementara waktu!"
"Kakak tidak punya hati nurani!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMER • Kth [END]
FanfictionHighest Rank #2 in Mystery -14/12/2018- --- Suara hantaman keras. Pria berkode nama V berhasil mendobrak pintu kayu usang mendekati masa lapuk itu dan mengagetkan semua orang di dalamnya. Bagaimana bisa lelaki ini masuk? Bukankah penjagaan begitu ke...