Pepatah mengatakan. "Waktu adalah Uang."
Setiap detik merupakan waktu yang sangat berharga. Raihlah kesempatanmu, sebelum kesempatan tak akan datang untuk kedua kalinya.
Namun kali ini, tidak baginya. Satu langkah ke depan Ia berpijak, sudah dapat mencetak berlembaran uang kertas dalam nominal yang besar. Tetapi untuk saat ini...., lelaki itu melakukan beberapa langkah merugi; meninggalkan kesibukan sejuta jam kerjanya. Dia berpikir, tak masalah jika Ia meninggalkannya sejenak. Kapan lagi dia bisa bersedekah waktu?
Sepatu pantofel mahal miliknya mendekati dua orang yang telah lama ia tungggu. Pundak tegap, rambut klimis serta pesona janggut tipis itu. Rich guy berjalan dengan wibawanya, memberikan senyuman seraya berucap.
"Welcome.."
***
"Hey bodoh!"
Panggilan spesial telah terlontarkan kembali oleh Najel teruntuk V yang sedang sibuk menyetir mobil.
"Kau yakin kita tidak salah jalan?" kening Najel berkerut. Saat telah berselang waktu lama mereka tak kunjung sampai. V tak menyahut, ia acuh sambil terus berfokus memacu kendaraannya.
"Woi.."
"Woi.."
"WOOOIIII!" seru Najel. Membuat V mengorek sebentar telinganya yang terasa sakit. Tetap pada pendiriannya, tak ada niat untuk menjawab.
"KAU MAU MENJAWAB ATAU AKU KELUAR!"
***
Ternyata ini. Kupikir memang salah jalan, nyatanya kami malah pergi ke jalan setan.
Setan tampan. Aku benci mengatakannya, tetapi lelaki tua itu memanglah tampan walau sudah terlihat jelas kerutan penuaannya.
Lihatlah kesayanganku. Berdiri menghadap ke arahku, senyum manis lesung pipinya terlihat. Tapi Aku tak mengindahkan sambutan hangat darinya. Tetap diam dengan sepasang mata yang berputar ke sekeliling ruangan.
"Bagaimana, apa kau suka?" kata Mr.Siwon setelah menyambut, ia berjalan mendekat.
"Rumah ini berkelas. Namun simple untuk ditempat tinggalkan."
Najel menoleh menatap Mr.Siwon. Lelaki kesayangannya masih saja berbicara omong kosong.
"Ayo duduk.. Silahkan duduk," tawar Mr.Siwon dengan ramah, dirinya duduk terlebih dahulu sebelum Najel menuruti dan duduk saling berhadapan.
***
"Tuan..."
"Ahh!" Chanyeol mendesah berat setelah menenggak lagi segelas kecil minuman beralkohol.
Sayup-sayup matanya melirik perempuan yang beberapa jam lalu berhasil Ia bohongi. Pergi dengan berkedok mencari ponsel, namun malah bergerak melanggar jam kantor.
"Maaf, tetapi.. Tuan sudah meminum terlalu banyak, Anda mabuk."
Chanyeol tersenyum mendengarnya lalu memandang gelas kecil kosong yang Ia pegang. Kemudian membuang pandangannya ke sekitar ruangan. Waktu yang sudah cukup lama, Ia memesan ruangan minum berkelas VVIP itu bersama sekretaris serta beberapa botol minuman yang ikut menemani.
"Apa kau bosan?" tanya Chanyeol secara tiba-tiba dikeheningan di antara mereka.
"Ha? Ya?"
Chanyeol menyunggingkan senyumnya. Ia melirik perempuan itu. "Apa anda sudah mulai bosan?"
Yeji terduduk tegap. Ia bingung harus menjawab apa.
"Kata--"
"Tidak," jawab Yeji cepat, Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan, Saya akan menemani waktu anda," katanya bersungguh-sungguh. Walau sebenarnya Yeji tidak mengerti dengan pasti, maksud dari bosan dalam hal apa? Pekerjaannya?! Atau berdua di ruangan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMER • Kth [END]
FanfictionHighest Rank #2 in Mystery -14/12/2018- --- Suara hantaman keras. Pria berkode nama V berhasil mendobrak pintu kayu usang mendekati masa lapuk itu dan mengagetkan semua orang di dalamnya. Bagaimana bisa lelaki ini masuk? Bukankah penjagaan begitu ke...