38 - Miracle

110 29 6
                                    

Tok.tok.tok.tok

Tok.tok.tok.tok.

"Aku sedang tidak bercanda, buka pintunya!!"

"Mmm...masuk..lah!"

Setelah mendapat izin dari sang pemilik sementara kamar itu, Najel pun masuk sambil membawa sesuatu.

"Nih, minumlah."

"Apa ini."

"Jus tomat, bagus untuk luka-lukamu."

"Minum dua gelas?"

"Ya enggak lah, satunya buat aku!"

V tersenyum kaku, ia berkeringat jagung sekarang. Kalian tau? Luka di perutnya begitu menyiksa.

Mereka meminumnya. Najel menghabiskan semua sedangkan V hanya menghabiskan setengahnya. Ia tak suka tomat, rasanya sangat aneh, sepertinya ia mual.

"Abiskan. Nenek Oh susah payah, tau.. Membuat ini."

V menutup hidung sebelum meminumnya kembali hingga habis.

Najel duduk bersilang dan menopang dagu menatap V. Membuat V terheran kenapa Najel menatapnya seperti itu.

"Kau kenapa?" tanya V.

"Tidak ada."

"Kenapa menatapku seperti itu."

"Tidak ada."

"Jika tidak ada, tentu pandanganmu teralihkan ke yang lain."

"Cerewet sekali sih! Aku bilang tidak ya tidak!"

"Oke. Lupakan. Lupakan soal itu."

"Sip.sip. oke." jawab Najel.

Hening.

"Hmm.." Najel mendekati V, jarak mereka semakin dekat. V menahan napasnya karena Najel tepat 5cm didepannya.

Najel menyeka dahi V yang berkeringat kemudian ia mengelap tangannya ke celananya sendiri. Lalu Najel mengubah jaraknya kembali seperti semula.

"Kau keringatan."

"Iya."

"Pasti rasanya sakit."

"Sekali."

"Hmm.. Aku tak pernah tau bagaimana rasanya sakit. Hanya pernah merasakan bagaimana merasa sedih tapi tak dapat diungkapkan seperti kebanyakan orang," Najel jujur.

"Kau tau..? Jika aku terlahirkan kembali, aku ingin sekali merasakan rasa sakit dan suhu. Andai sebuah miracle datang, aku akan meminta hal itu."

"Mungkin rasanya enak jika merasakan rasa sakit. Apa begitu?"

"Iya," jawab V singkat, jelas, dan padat.

"Hm.. Baiklah. Bolehkah aku memukul perutmu?"

"Apa kau gila?"

"Katanya enak?"

"Itu..hanya sarkas."

"Oh."

"Iya."

Najel menghela napas sebelum membaringkan tubuh ke lantai berbahan dasar kayu itu.

"Aku lelah, ingin tidur. Tolong jangan ganggu aku."

"Baiklah."

1.

2.

3.

Dalam tiga detik saja, Najel sudah memejamkan mata dan terlelap. Kemudian Beberapa menit V memutuskan untuk memandang Najel tidur, gadis itu cukup kuat untuk memikul beban hidup. Patut diacungin jempol, dia memang sering mengeluh, tapi hanya sebatas omongan. Tak ada terbesit dibenaknya untuk melakukan upaya bunuh diri, hanya V pikir, Najel sering melakukan hal-hal yang ekstrim untuk menarik perhatian banyak orang agar orang-orang memedulikannya.

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang