23-Suspected

301 61 3
                                    

"Oke fine. Berhenti menatapku seperti itu," ucap Najel acuh.

Aksi komedinya gagal didepan lelaki itu, ah..! Najel melupakan bahwa dia selalu gagal menjadi komedian di matanya. Fix.. Next time Najel harus lucu!

Tidak.

Mungkin tidak.

Tidak akan pernah bisa.

Lihatlah wajah kekhawatiran Nanny saat melihatku turun tanpa ekspresi.

"Jangan menangis, bodoh!" ucapku lantang pada Nanny.

Mataku mendelik menatap lurus sambil melanjutkan langkahku.

Malam ini penuh kejutan. Apakah mereka ingin mengadakan pesta ulang tahunku? Hahaha.. Kau pandang saja pria bak bambu china yang baru saja keluar dari mobil itu. Lengkap dengan stelan rapi jasnya. Sepertinya aku harus menyambut? Atau....

Kerumunan terbelah sesaat setelah Chanyeol berjalan masuk ke rumah sebelum pintu gerbang itu ditutup kembali. Hanya tertinggal para kuli tinta yang haus akan berita di balik gerbang besi itu.

Najel menyilangkan tangannya. Menatap punggung V yang mulai mendekati Chanyeol, Pak Jin dan beberapa rekan kepolisian lain. Kejutan pun belum sirna, kawan!

Malam ini indra pendengaranku begitu tajam mengalahkan kericuhan.

"Tersangka."

Kata itu yang paling menonjol.

***

Apa malam ini aku akan menginap di balik jeruji besi yang dingin?

Dua orang di hadapanku terus memaksakan untuk membuktikan bahwa aku bersalah, satu di antaranya duduk. Ya, sudah diduga akan seperti ini. Karena note itu kah?

"Bisa anda jelaskan, bagaimana bisa barang milik korban ada di loker saudari Jeon Najel?"

Sementara di luar. Chanyeol bersikeras untuk adiknya dibebaskan, ini pasti jebakan. Tidak mungkin adik kecilnya itu membunuh. Ia berjalan mondar-mandir menghilangkan kekesalannya pada petugas-petugas keamanan pemerintah ini.

***

"Disini kau rupanya."

V menoleh seraya menghidupkan pematik rokoknya.

"Tuanmu di dalam," Jin berkacak pinggang memandang sekitar.

"Aku tau dan ini memang bukan tugasku." balasnya.

"Agree..but.. Ah.. It will be hard, dude.."

"Aku menyesal menaruhmu dalam tugas ini. Ini tak bebas."

V menghirup lalu menghembuskan rokoknya. "Ini jebakan."

"Tetapi bukti tidak dapat kita elakkan. Benda itu ada disana, Bung!"

"Kapan Mr.B menyelidikinya? Siapa yang memberitahu? Bukankah loker saat siang sudah diperiksa?"

"Sudah, dan memang tidak ada. Tetapi tenang, ini baru terduga. Yang lebih mendekati akan barang bukti, ya perempuan itu."

V membuang rokok yang masih tersisa setengah itu kemudian meninggalkan Jin yang terheran-heran. V berhenti sejenak tanpa berbalik.

"Jangan batalkan misi ini. Sepertinya aku mulai tertarik."

***

"Siapa atasan kalian!"

"Siapa!!! Ini tidak sopan!"

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang