30-Come Back Home

273 50 7
                                    

"MAMAAAAAPPMMMPPMMP!!!!!" Najel kesulitan bernapas. Bekapan lelaki itu kuat sekali, meski hanya satu tangannya yang bekerja.

Tak mau kalah, Najel menggigit tangan si pencabul. Membuatnya meringis kesakitan.

"ARRRGGH!!!" teriaknya seraya mengayunkan tangannya ke udara.

"Lancang sekali kau ya!"

PLAK!

Pria cabul menampar keras pipi kanan Najel.

Walaupun Najel tak dapat merasakannya. Ia tetap meraba area yang menjadi tamparan itu sembari diam menyorotkan tatapan kebencian kepadanya.

"Hehehehe.. Maaf ya sayang. Sebentar, Om buka dulu. Satu langkah lagi," ucapnya sambil cengir. Kedua tangannya sibuk menurunkan sesuatu.

***

"Darimana saja kau?" tanya Cherry setelah Taehyung mendekati meja bar. Tangannya menopang dagu, menatap lelaki berparas tampan itu.

Cup

Taehyung sedikit memblalakkan matanya, dan menoleh ke samping tepat ada Vivi di sana sedang tersenyum sambil menyeka beberapa helaian rambut.

Bibirnya basah dan terasa seperti blueberry. Taehyung membasahkan seluru permukaan bibirnya.

"Manis," ucap Vivi. Kedua tangannya berhasil melingkar di leher Taehyung. "One more, uh?" desahnya.

Vivi hendak meraih bibir itu lagi. Tetapi segera tertahan, Ia malah mencium gelas kecil yang biasa ditempati oleh beberapa jenis minuman keras.

Tak berlangsung lama, Taehyung meletakkan benda itu kembali lalu menyimpulkan senyuman. Perlahan Ia mencoba melepaskan tangan Vivi dari dirinya.

"Kau melukai hatiku! Aku jadi sedih," ucap Vivi kesal, Ia menyilangkan tangannya.

Taehyung bingung harus melakukan apa, Ia hanya menggaruk bagian belakang kepala yang tak gatal. "Aku harus pergi."

"Jangan," Vivi kembali merangkul lengan Taehyung, kemudian bersandar disana. "Tetaplah bersamaku," Vivi menatap Cherry yang tak tahan untuk tidak tersenyum itu. "Hey! Kita berdua, masih serasi 'kan?"

Cherry tertawa kecil. "Terserah. Aku akan pergi dan membiarkan kalian menikmati waktu, sepertinya aku harus mengecek persediaan di belakang. See ya!"

Vivi mengangkat jempolnya. Insiatif yang bagus. Vivi sampai tidak perlu repot untuk menyindirnya pergi. Kini, tinggal lah mereka berdua.

"Duduk lah," pinta Vivi dan lelaki itu pun menurutinya.

"Kau mau apa? Rum? Vodka? Soju? Biar aku tuangkan," ucap Vivi berlagak menjamu tamunya.

"Vodka."

"Okay.."

"Tapi, sebentar. Aku harus mengecek keberadaan gadis itu terlebih dahulu."

"Oh, ayolah. Dia baik-baik saja. Beberapa jam yang lalu Cherry telah memeriksanya."

Sementara di dalam kamar. Najel terus berusaha menolak ajakan lelaki cabul yang tak Ia kenal.

Najel menendang keras daerah Vital si pencabul setelah lelaki itu hendak menanggalkan baju milik Najel. Dan gagal. Kembali pencabul meringis kesakitan sambil menutup area masa depannya.

"Kau?! ARRGGHH!!!"

Najel mencoba kabur membalik keadaan. Kau pasti bisa, Najel. Ayolah! Knop pintu itu! Kau bisa meraihnya!!!!!

"Membuatku kecewa, itu berarti bermain semalaman bersamaku!" tarik pria mesum menidurkan Najel lagi.

***

GAMER • Kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang