GAMER • Kth [END]

56 - Another Weirdo

Gemuruh berkumandang yang refleks membuat para pendengar menatap langit.

Najel dan teman-temannya memutuskan untuk masuk ke rumah dan berkumpul di ruang keluarga.

Najel meminta untuk Hoseok meminjamkan akun game dan ponsel miliknya. Hoseok pun langsung menyetujui secara dirinya bukan pemain yang handal, hanya lebih unggul dalam bidang sebagai manajer untuk Najel.

Hoseok yang bosan melihat keseruhan Najel dan yang lain, akhirnya berinisiatif untuk menyalakan televisi.

Layar seketika penuh dengan sebuah berita baru. Breaking news kali ini membuat teman-teman Najel terkejut, sementara Najel tetap diam, tenang dan fokus bermain game.

Hoseok yang kala itu masih tidak mengerti dengan ekspresi para temannya untuk mematikan benda tersebut malah semakin dia menaikkan volume suara.

Arap menepuk jidat, Ipey beradegan bunuh diri, sementara Jess dan MiawAug menyesal karena telah hadir Hoseok ke dunia ini. Hoseok yang malang, dan mampuslah kami!

Kasus secarik kertas telah menemui titik terangnya.

Seseorang muncul dari persembunyian dan menyerahkan diri secara sukarela.

Park Jimin. 18 Tahun. Seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang merupakan dalang pembunuhan dari beberapa kasus yang marak terjadi akhir-akhir ini.

PJ atau Jimin telah dimintai keterangan dan mengakui atas semua perbuatan yang ia lakukan.

Diketahui bahwa PJ telah menjalani rangkaian tes psikis yang membuktikan bahwa dia mempunyai diagnosa psikopat berdarah dingin.

Tak diketahui siapa yang menelpon dan memberitahu kepada semua keluarga korban.

Saat ini mereka satu per satu datang ke kepolisian untuk dimintai keterangan dan membuka kasus-kasus lama untuk menuntaskan keganjilan yang ada selama ini.

Berikut merupakan wawancara ekslusif dari narasumber yang ada di depan kantor kepolisian saat ini.

"Halo.. Saya Unicorn."

"Sangat menyedihkan memang."

"Saya sebagai perwakilan keluarga korban meminta para kepolisian untuk turun tangan dan menyelesaikan kasus ini dengan baik. Bila perlu sang pelaku di hukum mati."