"ngapain lo turun?" kata Adisty sengit saat melihat Adimas turun dari motornya, menata poni juga rambutnya yang sedikit berantakan karena helm yang ia pakai.
"mau mampir lah..."
"emang gue bolehin?"
"tega banget lo! Udah gue bonceng sampe rumah, nggak lo tawarin segelas jus gitu? Jahat bener lo!"
"bodo amat! Udah sana pulang lo!"
"beneran nih nggak lo ajak mampir? Jarang-jarang loh gue ke sini"
Masih dalam perdebatan untuk mampir ke rumah Adisty, tiba-tiba saja suara yang di harap-harap cemas Adimas datang dari pintu utama yang tertutup rapat dari tadi.
"Ayah! Bunda! Ada kak Adimas!" serunya tanpa dosa.
"Adit! Kenapa teriak-teriak manggil bunda!" cecar Adisty tak terima.
"terserah Adit dong, mulut-mulut Adit, jadi terserah Adit, wlee!" jawabnya sembari menjulurkan lidahnya mengejek Adisty.
"ayo kak, masuk! Jangan peduliin Adisty"
"Adit!"
Jeritan kesal Adisty hanya dianggap angin lalu oleh Adimas juga adiknya itu. Mereka sudah sibuk dengan cerita yang di lontarkan Aditya saat perjalanan ke dalam rumah. Meninggalkan Adisty begitu saja.
Habis sudah ia hari ini.
"Adisty kenapa Adimasnya nggak di ajak masuk tadi" cecar bundanya saat melihat Adisty baru menapakkan kaki di ruang tamu.
"ya ngapain juga di suruh masuk bun, anak orang juga"
"tapi kan udah lama nggak datang ke rumah Dis, setidaknya ajak dia masuk" kata sang ayah bijak.
"ya deh, kalian menang"
Adimas hanya senyum-senyum gila mendengar jawaban Adisty yang terdengar pasrah itu.
"Adimas, makasih ya... udah mau ngantarin Adisty"
"iya, sama-sama tante, lagian juga udah tugas Dimas buat jagain Adis"
"tapi kenapa kalian bisa pulang sesore ini?"
"eh... itu, tadi abis jalanin hadiah dari pak Widja om. Hehe.."
"di hukum lagi?!" seru Aditya, bunda, serta ayah Adisty bebarengan.
"itu juga gara-gara Adimas kok om tan, bukan salah Adisty. Adisty tadi Cuma belain Adimas yang di bully sama temen, jadi ya... di hukum bereng"
Adisty melongo mendengar jawaban karangan bebas dari Adimas. Dibully katanya? Yang ada Adimas yang ngebully orang!
Meskipun keliatan banget bohongnya, ayah, bunda Adisty hanya manggut-manggut mengerti. Terlihat percaya dengan apa yang dikatakan Adimas.
Waaahhh... kapan-kapan Adisty harus belajar sama Adimas kalau begini.
Kan lumayan bisa lolos dari amukan dua orang dan lulus dengan mulus dari ejekan Aditya, adiknya yang kutu kupret itu.
"aduh... kasihan banget kena bully. Kenapa jaman sekarang masih ada bullying ya yah..."
"ya... namanya aja kids jaman now bun, ya pasti ada lah... orang yang nggak ada aja di ada-ada in kok"
Adimas meringis mendengar tanggapan kedua orang tua Adisty atas kebohongannya.Belum lagi reaksi Adisty yang menatapnya dengan melotot tak suka. Mungkin ini saatnya untuk ia berdiri.
"mm.... om tan, kalau gitu Adimas pamit dulu ya, sudah sore soalnya, takut dicariin mama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shrinking Violet
Teen FictionAdimas Adisty. Nama itu,.... Bukankah terlihat familiar? Mereka berdua sudah mencoba untuk melupakan satu sama lain. Namun takdir masih tak mau berpisah dengan kisah mereka. Karena ego tinggi mereka, mereka tak bisa merasakan indahnya kebersamaan...