part 10. suka ya suka!

38 7 3
                                    

Selalu. Selalu seperti ini jika Adisty baru menghabiskan waktu dengan Dirga. Semua menjadi terasa canggung dengan Adimas, karena laki-laki itu mendiaminya sejak kemarin sore. Padahal hari ini mereka harus bekerja sama untuk presentasi terakhir mereka di pelajaran PPKn. Setelah sekian lama merevisi, kini waktu dan kesempatan terakhir mereka untuk mempresentasikannya.

Jika mereka gagal di sini, habis sudah nilai rapor mereka. Mereka harus bersiap-siap menghabiskan waktu istirahat mereka untuk membuat modul tentang bab tersebut, tiga bab sekaligus. Mengingat ini tugas semester.

Bukannya kejam. Tapi hanya cara inilah yang ampuh untuk membuat para murid benar-benar memperhatikan dan mempelajari pelajaran bu Aris secara benar, tidak buka-baca-hafal-tutup-selesai.

“Dim, gue mohon, apapun yang terjadi antara kita berdua belakangan ini, plis jangan bawa ke presentasi nanti, jangan sampai presentasi ini hancur hanya karena perasaan lo. Gue nggak mau kalau waktu yang selama ini kita gunakan merevisi hancur sia-sia” pinta Adisty sangat.

“tenang aja, gue bukan orang yang mencampuri perasaan gue dalam pelajaran. Gue juga nggak mau kali usaha gue selama ini hilang dalam hitungan menit” Adisty mengangguk mantap, menunjukkan jika ia percaya pada Adimas.

Hingga tiba giliran mereka untuk mempresentasikan apa yang sudah mereka susun, yang sudah merelakan waktu istirahat mereka untuk ke perpus, mecari tempat tenang untuk merevisi presentsi mereka yang masih jauh dari kata baik.

“selamat pagi, kami di sini akan mempresentasikan hasil dari revisi kami bab pelanggaran HAM sebelumnya kami akan memperkenalkan diri, nama saya Adisty Felyn Adrian”

“dan saya Adimas Rizky Fernan, berikut hasil dari diskusi kami” sambung Adimas.

Mereka memulai dengan tenang, Adisty mengawali untuk mempresentasikan, sedangkan Adimas sibuk mengoprasikan laptopnya, mengganti slide yang sudah di presentasikan Adisty.

Hingga bu Aris menganggukkan kepala tanda presentasi mereka di terima, mereka kembali ke bangku mereka dengan perasaan puas karena usaha mereka tak sia-sia. Mereka bahkan melupakan kegundahan yang mereka rasakan tadi pagi.

“selamat ya, kalian di ACC tanpa embel-embel komentar bu Aris”

“hahaha… usaha tak akan menghianati hasil Bel, jadi santai aja” jawab Adisty.

Adimas masih sibuk dengan laptopnya, mengopy file ke beberapa flasdisk yang mana milik teman-temannya.

“masih banyak?”

Menolehkan kepalanya kearah Adisty dan bergumam sebentar sebelum kembali menghadap layar laptopnya.
Kesal tak mendapat jawaban, Adisty kembali memperhatikan presentasi di depan dengan wajah bosan. Biasanya jika tugasnya sudah selesai, ia akan berdebat kecil dengan Adimas guna merayakan keberhasilannya.

Tak lama kemudian bel istiharat berbunyi, Adimas kembali menghambur ke luar kelas begitu saja, menghiraukan protesan bu Aris.

“kanapa lagi lo sama Adimas?” tanya Bela.

Adisty mengendikkan bahu acuh, kembali memasukkan buku-bukunya ke dalam tas sebelum berjalan keluar kelas diiringi Bela yang sudah bersisihan dengan Bagas yang entah kapan munculnya Adisty tak peduli.

Matanya memicing melihat Dara bergelayut ria di lengan Adimas, memamerkan cengirannya saat menceritakan suatu hal kepada Adimas. Adimas sendiri hanya manggut-manggut saja, sesekali melahap mie ayamnya. Terlihat sekali jika dirinya tak perduli dengan semua cerita Dara.

“ngapain liatin mereka terus?” bisikan di telinga Adisty menyadarkan tingkahnya, menoleh cepat kearah samping. Dimana Dirga sedang menatapnya dengan senyum jahil.

Shrinking VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang