Part 23. Selesai

24 5 2
                                    

Adimas menghembuskan nafas lelahnya berkali-kali . Banyak hal yang tak disangka terjadi hari ini. Yah mereka sudah sampai puncak satu jam yang lalu. Dan tepat saat Adimas turun dari mobilnya. Mama tersayangnya menelpon, yah... Adimas harus pulang besok. Itulah yang dikatakan mamanya. Dengan sangat terpaksa Adimas berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya yang sedang foto-foto bersama.

"temen-temen, gue besok harus balik duluan" katanya dengan lesu.

Adisty menghentikan gerakannya, "kenapa?"

"mama gue suruh pulang. Ada masalah penting soalnya"

Adisty menaikan satu alisnya penarasan, "masalah apa? Kok gue nggak dikasih tau mama lo. Jangan coba-coba bohong Adimas" katanya dengan menekankan setiap kata di kalimat akhir.

Sekali lagi Adimas menghela napas, "gue nggak bohong Dis. Kalian nggak perlu ikut pulang besok. Gue naik taxi aja"

Bagas dan Bela mendesah kecewa mendengar penuturan Adimas. Buat apa mereka berlibur jika Adimas saja tak ikut. Liburan ini kan emang mereka tujukan buat Adimas Adisty yang lebaynya nggak karu-karuan sama perasaan mereka.

"nggak! Kalau lo pulang, berarti kita juga harus pulang!" tekan Adisty.

Adimas mengacak rambut kesal. Tak bisakah gadis di depannya ini menurut dengannya satu kali saja?

"Dengar Adisty, gue nggak mau ngrusak liburan kalian. Lagian juga gue pulang cuma sebentar kok, ntar kalau udah selesai gue balik ke sini lagi" papar Adimas mencoba meyakinkan.

Bagas berdecak, "kalian bisa nggak sih, nggak usah drama segala! Kita ke sini itu buat liburan bukan buat drama!" katanya bergantian menatap Adisty Adimas.

"gini loh, Adimas kalau mau pulang ya udah biarin pulang. Adisty tetep di sini dulu oke? Lo juga nggak boleh marah sama Adimas gara-gara nggak bisa ikut liburan bareng kita!" lanjut Bela.

Semua diam, Adisty masih saja memandang tajam Adimas. Ada guratan marah, kecewa, dan sedih di sana.

"ya udah sana, kalau mau pulang ya pulang aja! Sekalian nggak usah ikut kita liburan! " kata Adisty kesal.

Kemudian meninggalkan mereka menuju vila yang sudah ditunjukkan Bagas tadi. Kalau tau begini, kenapa kemarin Adimas bilang ikut, jika akhirnya ia akan kembali ke Jakarta esoknya. Cih! Buang-buang tenaga saja. Kalau memang nggak bisa ya bilang nggak bisa! Kenapa sok-sokan ikut segala! Ck rasanya Adisty ingin mematahkan kaki Adimas supaya cowok itu tak bisa kemana-mana.
Tak berselang lama Bagas, Bela, serta Adimas kembali ke vila.

****####****####*****#####*****##*

Pagi tiba, Bala dan Bagas kelabakan mendapati koper-koper mereka tertata rapi di depan pintu kamar mereka. Terlebih setelah mereka membaca pesan dari Adisty yang di tinggalkan di koper-koper mereka. Ini pesannya sama, tanpa basa basi atau apapun itu ia langsung menuliskan jika mereka akan pulang hari ini! Satu jam dari sekarang! Bagaimana tidak kelabakan?! Mereka hanya diberi satu jam untuk berkemas! Apa itu waras?!

Namun Bela Bagas bisa apa kecuali menuruti kemauan Adisty? Sebelum cewek itu nekat pergi dari puncak ke Jakarta sendirian. Memangnya kenapa sih jika Adimas kembali ke Jakarta hari ini? Bukannya Adisty sendiri yang sudah menolak Adimas? Lalu kenapa dia marah saat Adimas akan pulang hari ini? Hell!

Sebenarnya Adisty gimana sih, nolak tapi kok nggak mau jauh.

"haduh... Adisty kemana lagi. Kenapa nyuruh kita mendadak gini sih?!" Bela mengacak rambutnya kesal.

Bagas mendengus, "tau! Sebegitu kuatnya ya pengaruh Adimas pergi"

Adimas memang sudah balik ke Jakarta pagi buta tadi. Bagas heran, apakah Adimas tidak tidur? Kenapa bisa berangkat sepagi itu? Bahkan tadi supir taxi onlinenya sempat mengomel karena pagi pagi buta harus mengemudi sejauh itu. Belum lagi nanti harus berhenti karena macet. Benar-benar!

Shrinking VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang