Part 27
Adimas sudah siap dengan pakaian casualnya. Kini ia tinggal berpamitan dengan mamanya. Sekarang ia menyemprotkan minyak sebagai penutup dari penampilannya. Kemudian menuruni tangga, menemui mamanya di ruang keluarga.
"ma, aku mau keluar dulu ya" pamit Adimas dengan mencium pipi mamanya kilat. Kemuadian pergi begitu saja tanpa berniat mendengar tanggapan dari mamanya.
"eh! Dimas! Mau kemana?! " seru mamanya. Lantaran Adimas sudah berada di ambang pintu.
"biasa urusan anak muda" Adimas membalas, sebelum pergi menuju mobilnya.
Ya... Ia akan menghabiskan sisa hari ini dengan Adisty. Orang yang kembali menjabat sebagai pacarnya sejak satu minggu lalu. Ia tersenyum geli saat mengingat seminggu ini tak henti-hentinya Adisty cerita tentang beasiswanya yang sangat mudah untuk ia dapatkan. Benar-benar anak itu.
Kini Adimas tiba di rumah Adisty, dengan senyum yang masih terpasang ia mulai menyapa bunda dan ayah Adisty. "hai bun, hai om"
"oh Adimas, gimana? Mau ketemu Adisty?" tanya Ayah dengan membalikkan korannya.
"hahaha... Iya om, Adistynya ada? "
"kayanya tadi keluar sama Adit"
Dahi Adimas mengerut, "kemana om?"
"nggak tau. Beli makanan ringan mungkin" jawab ayah Adisty cuek.
"udah, kamu duduk dulu saja. Ngapain buru-buru sih, lagian juga masih pagi "
Adimas menghembuskan napas pasrahnya kemudian ikut duduk di samping bunda. Niat awal ingin menghabiskan waktu seharian ini dengan Adisty, namun harus pupus dengan ketiadaan Adisty. Kalau saja ia menghubungi Adisty dulu semalam. Ia tak bakal berakhir di tengah tengah bunda sama ayah Adisty.
Bagus! Kini setengah jam sudah Adimas terjebak di sini. Sungguh canggung, karena sedari tadi bunda sibuk memperhatikan ftv dan asik memakan kue buatannya, sedangkan ayah Adisty masih saja bergulat dengan korannya. Apakah mereka tak ingin melibatkan Adimas dalam sebuah percakapan? Ingatkan Adimas untuk langsung menculik Adisty jika gadisnya itu sudah pulang!
"kak, jangan dimakan dulu dong! Kan aku yang beli! " Adimas langsung menolehkan kepalanya. Di sana, Aditya sibuk mendebat Adisty karena es krim yang Adisty makan.
"pelit banget sih sama kakak sendiri. Udah, kan masih ada banyak" sahut Adisty santai, masih menikmati es krimnya.
"ck, kalau kakak mau, kenapa tadi nggak beli sendiri sih?! "
Bagus dua orang itu tak melihat Adimas sedikitpun. Mereka malah semakin asik rebut merebut satu sama lain. Sampai suara ayah menyadarkan mereka.
"kalian kalau ribut terus, uang jajan satu minggu nggak ayah kasih"
Dan benar saja, mereka langsung terdiam sambil menatap satu sama lain, kemudian dengan ajaibnya saling merangkul dengan cengiran lebar. Tak bisakah kedua orang ini waras dalam sehari?
"Adit, bawa barang barang kamu itu ke belakang. Kita ngobrol dulu di sini. Kalian nggak kasihan sama Adimas yang udah nunggu kalian setengah jam?" titah bunda.
"loh, kak Adim di sini toh. Baru nyadar aku" kata Aditya sebelum berjalan menuju belakang sembari membawa belanjaannya tadi.
"kamu mau ngapain ke sini? " tanya Adisty setelah duduk di sebelah bunda.
Adimas menghembuskan napas jengah, "nunggu kamu. Kita jalan jalan hari ini"
Adisty mengerutkan keningnya, "jalan jalan? Tapi kayanya kemarin kamu nggak bilang deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shrinking Violet
Teen FictionAdimas Adisty. Nama itu,.... Bukankah terlihat familiar? Mereka berdua sudah mencoba untuk melupakan satu sama lain. Namun takdir masih tak mau berpisah dengan kisah mereka. Karena ego tinggi mereka, mereka tak bisa merasakan indahnya kebersamaan...