Part 47

22 2 0
                                    

Adisty termenung di kursi kerjanya, dirinya sungguh tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Bukan Adimas yang kembali gila seperti dulu, tapi Aroon! Ya Aroon yang itu, rekan bisnis Adisty, orang yang memiliki ketampanan diatas rata-rata. Orang yang membuat Adisty terkagum-kagum saat pertama kali mereka bertemu.

"kau seharusnya tidak datang ke sini seenaknya" cerca Adimas dengan tampang kesalnya. Dirinya masih setia berdiri di hadapan Aroon yang masih saja duduk di sofa dengan tenang.

"oh ya? Memang siapa anda yang mengatur-aturku seperti itu?" balas Aroon.

Adimas menggeram kesal, "aku tunangan Adisty! Jadi kau jangan seenaknya sendiri ke sini tanpa ijin dari ku"

"ku rasa aku tak pernah mendengar jika Adisty sudah bertunangan"

"kalau begitu, kau sudah dengar sekarang. Jadi cepat pergi dari sini!" tandas Adimas tak suka.

"bukan anda yang memiliki perusahaan ini, jadi saya tidak akan memtuhi anda"

"kau memang minta dihajar Aroon" kata Adimas bersiap berjalan ke arah sofa dimana Aroon berada.

"jika kau menyentuhnya, kau akan tamat di tanganku Adimas" suara itu membuat langkah Adimas terhenti, kemudian menengok ke belakang.

Dirinya berdecak kesal tatkala melihat Viona sedang berjalan santai kea rah mereka.

"benar apa yang dikatan Viona. Jangan membuat keributan di kantorku Adimas" sambung Adisty yang masih setia memperhatikan tingkah mereka bertiga dari kursi kerjanya. Entah apa lagi yang akan mengejutkannya kali ini. Adisty harap itu hal yang masuk akal.

"aku hanya ingin mengusir dia secepatnya Adisty" bela Adimas menunjuk kearah Aroon.

"kau juga sama saja Viona! Setidaknya beritahu dia, jika Adisty adalah tunanganku!" tambah Adimas saat meraskan jika Viona sudah berada di sampingnya.

Viona berdecak,"ck, kau cerewet sekali" katanya sebelum berjalan mendekati Aroon. Duduk di sampingnya.

Adisty mengangkat sebelah alisnya, merasa ada yang aneh di sini. Kenapa Adimas menyuruh Viona memberitahu Aroon? Bukankah mereka tak saling kenal?

" kau seharusnya tidak mengganggu mereka" kalimat yang terlontar dari mulut Viona menambahkan rasa penasaran pada diri Adisty. Sebenarnya, ada hubungan apa diantara mereka bertiga? Apa hanya dirinya saja di sini yang tidak tahu apa-apa?

"aku tak mengganggu mereka" jawab Aroon santai.

"kau bilang tak mengganggu, tapi pergi makan siang dengan Adisty?!" Tanya Viona tak percaya. Tampak raut kesal di sana. Adisty bisa melihat itu.

"kau salah paham Vi, kami hanya membahas bisnis" jelas Adisty. Dirinya tak mau terjadi kesalahpahaman di sini. Tidak lagi.

"aaa... bisnis? Bisnis apa?" Tanya Viona menatap sengit kearah Aroon.

Aroon menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Viona.

"just bisnis honey. No more" jelas Aroon mencoba meyakinkan Viona.

"ya benar yang dikatakan sir Aroon, kami hany-" Adisty tak menyelesaikan kata-katanya, lantaran dirinya baru tersadar dengan apa yang diucapkan oleh Aroon. Apa tadi?! HONEY?!

"wait, honey?" kata Adisty mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"perkenalkan Adisty, dia adalah tunangan ku. Aroon" kata Viona tersenyum ke arahnya. Tak memperdulikan raut terkejut Adisty.

"WHAT? TUNANGAN?!" pekik Adisty tak percaya.

"jangan bereaksi berlebihan seperti itu" kata Adimas sembari memutar bola matanya kesal. Kenapa reaksi Adisty seheboh itu saat mengetahui jika Aroon memiliki tunangan? Adimas jadi kesal sendiri.

"bukankah dulu aku pernah memperingatkanmu untuk jauh-jauh dari pria tidak tahu diri ini" lanjut Adimas melirik kesal kearah Aroon.

"maaf jika Aroon sering mengganggumu Adisty. Dia memang seperti itu" kata Viona, membawa tatapan Adisty yang semuala menatap Aroon tak percaya kini beralih ke Viona.

"sejak kapan kalian sudah bertunangan?" Tanya Adisty masih tak percaya.

"hmm... entahlah aku lupa" jawab Viona sembari mengendikan bahu.

Kini giliran Aroon yang berdecak kesal, "kenapa kau melupakan tanggal pertunangan kita honey" balas Aroon tak terima.

"kami bertunangan satu tahun lalu Adisty. Dan mungkin dalam waktu dekat kami akan menikah" jelas Aroon menatap Adisty sembari tersenyum.

Adisty masih terdiam kaku di tempatnya. Dirinya tak tau harus bereaksi seperti apa. Adisty benar-benar tidak menyangka jika Viona adalah tunangan Aroon. Bukan karena dirinya tak terima Aroon sudah bertunangan. Tapi karena ini semua terlalu mengejutkannya. Dimana wanita yang dirinya sangka dulu adalah tunangan Adimas tapi ternyata adalah tunangan dari kolega bisnisnya. Adisty melihat kea rah Adimas yang sedang menatap dirinya kesal.

Tunggu!

Jika Viona dan Aroon sudah bertunangan satu tahun yang lalu. Berarti, siapa wanita yang ada di surat kabar satu tahun lalu?! Dimana disana tertulis jika Adimas akan bertunangan?! Itu sudah jelas bukan dirinya. Adisty yakin itu.

"satu tahun lalu adalah pertunangan ku dengan Aroon Adisty. Bukan dengan Adimas. Media memang suka mengada-ada waktu itu, hanya karena aku dan Adimas keluar ari butik bersama. Padahal Adimas hanya menemaniku di sana. Karena Aroon harus mengurus sesuatu di sini" jelas Viona saat menyadari arti tatapan Adisty kepada Adimas. Yahh... Viona rasa ini juga salahnya karena dulu juga dirinya ikut memanas-manasi gadis di depannya ini.

"lalu, bagaimana dengan apa yang kau katakana tadi di kantor Adimas?" Tanya Adisty tak percaya.

"ahh... itu hanya sebuah dongeng" jawab Viona sembari terkekeh geli melihat raut wajah Adisty.

"bukankah aku sudah bilang untuk tidak mempercayai ucapan Viona?" kata Adimas kesal.

"kau tau sendiri jika sedari dulu, aku selalu mengejarmu. Lalu bagaimana bisa kau percaya begitu saja jika aku sudah tak tertarik padamu Adisty?" kata Adimas frustasi. Dirinya masih ingat betul akan berita yang lontarkan dari tunangannya itu. Berita yang tak tau darimana asal usulnya. Berita yang terbit begitu saja tanpa konfirmasi dengan Adimas. Lalu bagaimana Adimas tidak marah? Dirinya juga kesal saat itu akan tindakan Adisty.

Adisty menatap Adimas dengan sendu. Benar apa yang dikatakan Adimas. Dirinya sungguh kekanak-kanakan saat itu. Adisty harusnya meminta penjelasan dari Adimas, bukannya bertindak seenaknya. Jika saja itu ia lakukan, mungkin ceritanya tidak akan seribet sekarang.

Adimas berjalan mendekat kea rah Adisty, kemudian memeluk gadis itu dengan sayang. Dan saat itulah tangis Adisty pecah. Dirinya sungguh merasa bodoh dengan apa yang ia lakukan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Adimas saat mendengar berita yang ia terbitkan. Kali ini Adisty berjanji tidak akan melepaskan pria yang sedang memeluknya ini.





TERIMAKASIH SUDAH MAU MAMPIR KE SINI...

SEMOGA KALIAN SUKA YAA..

JANGAN LUPA KILIK BINTANGNYA

KOMENTARNYA JUGA JANGAN LUPA

LUV YOU

Shrinking VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang