Part 25
"wohooooww... Adisty kita lulus!!!"
Teriakan Bela menghentikan pergerakan Adisty yang masih sibuk mencari namanya di papan pengumuman.
"Beneran?!"
"Bener!!! " jawab Bela antusias.
"kalau nggak percaya, lihat urutan di atas! Nomor 5!!!"
Adisty kembali berbalik, melihat urutan nama yang disebutkan Bela.
"hwaahh... Gue masuk lima besar Bel" kata Adisty tak percaya.
Ia masih terbengong melihat nilai-nilai yang nyaris sempurna di hadapannya itu.
Baru kali ini ia merasa tertegun dan bangga dengan dirinya sendiri.
Adisty segera berbalik dan menerjang Bela begitu saja. Mereka berdua berpelukan sembari meloncat-loncat. Lantaran rasa senang dan puas yang datang hari ini.Tak lama kemudian, Adimas dan Bagas menyusul mereka. Berteriak senang saat menemukan nama mereka di jajaran sepuluh besar.
"kita makan-makan nanti malam oke?! " seru Bagas semangat yang di tanggapi oleh gelak tawa dari mereka.
Rasanya melegakan melihat perjuangan selama tiga tahun tidak sia sia hanya karena satu minggu ujian. Ntah berbagai rasa sudah mereka alami untuk mencapai titik sejauh ini. Mulai dari perdebatan, berantem, senyum, sakit, hingga merangkak ke bahagia. Dan inilah hasil mereka.Adimas mengurai pelukan mereka, "tunggu-tunggu! Kita foto bareng! " katanya sambil mengeluarkan handphonenya.
Mereka mulai merubah posisi, bergaya bebas mengekspresikan kegembiraan mereka hari ini.
"satu.... Dua... Tiga... Ciisss... " hitung Adimas.
Mereka tertawa setelah melihat hasil fotonya.
"waaahh... Ada yang nggak bagi bagi nih"
Mereka semua menengok ke arah suara memusatkan perhatian mereka ke anak manusia yang sedang berdiri dengan cengiran konyolnya.
"sekarang kita baru boleh foto bareng!" serunya sambil membali tubuhnya menghadap handphone Adimas, mendekat ke arah Adisty. Dan otomatis berada di tengah tengah antara Adisty dan Bela.
"ih... Dirga apaan sih! Sana minggir! Gue nggak kelihatan nih! " omel Bela.
Adimas berdecak, "kalian kalau ribut terus japan fotonya?! Dasar!"
"mending Bagas sam Bela di depan aja deh, biar aku, Adimas, sama Dirga di belakang. Tapi kalian yang harus mencet tu hp!" sahut Adisty.
Bagas dan Bela mengangguk semangat, kemudian bergegas ke depan, duduk bergampingan dengan tangan Bagas merangkul mesra pundak Bela. Adimas menggelengkan kepalanya, heran dengan tingkah sahabatnya itu. Sedangkan Dirga dan Adisty hanya terkekeh geli.
"siap?" kata Bagas.
"satu... Dua... Cisss... " tambah Bela menghitungi.
Mereka berempat berfoto dengan berbagai gaya, bahkan sepupu Dirga. Dara. Ikut berfoto sama mereka lantaran Dirga menyeretnya begitu saja.
Kini acara berfoto telah usai. Dan merela sepakat untuk makan bersama nanti malam.
Adisty merebahkan punggungnya ke sofa empuk ruang tamu. Senyum bahagianya belum pudar sedari tadi. Ia bahkan sampai lupa jika di depannya masih ada Adimas yang sibuk melepas baju serangnya, menyisakan kaus berwarna hitam yang memang ia gunakan saat memakai seragam osis. Alasannya simpel, Adimas cuma nggak mau dikatain pamer.
"senyumnya berhenti dulu, kamu mau makan apa nggak? Aku udah lapar soalnya" kata Adimas menyadarkan Adisty.
"ck, iya. Aku juga lapar kali... Tapi mau ganti baju dulu. Bye Adimas.. " balas Adisty dengan nada yang tak biasa. Kemudian beranjak dari duduknya menuju kamarnya. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari ada yang ganjal. Adisty kembali menoleh ke Adimas yang juga sedang menatapnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shrinking Violet
Teen FictionAdimas Adisty. Nama itu,.... Bukankah terlihat familiar? Mereka berdua sudah mencoba untuk melupakan satu sama lain. Namun takdir masih tak mau berpisah dengan kisah mereka. Karena ego tinggi mereka, mereka tak bisa merasakan indahnya kebersamaan...