Adisty berkutat dengan banyak berkas di mejanya, meneliti satu persatu paper yang ia pegang, kemudian menambahkan sedikit coretan saat menemukan ada bagian yang kurang ataupun menemukan kesalahan. Dirinya bahkan melewatkan waktu makan siangnya karena berkas-berkas itu. Namun beruntung, Dora membawakannya makanan. Adisty hanya tersenyum menerima itu kemudian mengucapkan terimakasihnya.
Saat hendak meneruskan pekerjaannya, Dora menyela Adisty,
"maaf miss. Jam satu jam lagi ada meeting dengan Sir Aroon"
Adisty mendongak, meletakkan bolpoinnya, "benarkan? Dimana?" balas Adisty sembari menatap Dora tertarik.
"Resto Flo miss. Apakah anda ingin menggenti tempat dengan di sini saja?"
Adisty terdiam sejenak, sebelum menggeleng pelan.
"kurasa tidak perlu. Lebih baik di sana dari pada di sini yang sewaktu-waktu bisa saja ada pengganggu muncul" balas Adisty sedikit kesal tatkala mengingatnya.
Dora tersenyum, Nampak jelas jika yang dimaksud nonanya ini adalah Adimas.
"baik miss. Kalau begitu saya permisi dulu"
"tunggu Dora" kata Adisty cepat tatkala Dora sudah menundukan kepalanya pamit.
"ya miss?"
"apakah hari ini Adimas menghubungimu?"
Dora mengernyit, mecoba mengingat, "kurasa tidak miss"
"baguslah. Jika nanti dia atau sekretarisnya menghubungimu untuk bertemu. Tolak saja. Aku capek" perintah Adisty sebelum menyandarkan bahunya.
"baik. Apakah ada lagi miss?"
"siapkan mobil, kita berangkat limabelas menit lagi"
"baik miss"
"baiklah kau boleh keluar"
Dora mengangguk sebelum menunduk hormat kepada Adisty, kemudian membalikkan badan keluar dari ruang Adisty.
Adisty menghela napas, mereganngkan tubuhnya sebelum beranjak dari kursi. Ia mengambil mantel, memakainya kemudian berjalan kearah sofa. Adisty lupa jika dirinya tadi meletakan handphonenya disana lantaran orang tuanya yang terus saja mendesak Adisty untuk pulang ke mansion mereka. Dan Adisty tidak akan mau. Dirinya tau jika itu hanya akal-akalan mereka untuk membuat Adisty setuju menikah dengan Adimas.
Belum juga lima menit Adisty memikirkan hal menyebalkan itu, kini handphonenya kembali bordering, menampilkan nama Adimas di sana. Dan Adisty tidak akan pernah mengangkatnya.
Setelah membuat handphonennya dalam mode sunyi. Adisty segera melangkah keluar yang langsung di ikuti Dora. Lebih baik Adisty memikirkan bagaimana nantinya dia akan bertemu dengan Aroon. Rekan bisnisnya. Ia juga tidak akan mendengarkan perkataan konyol Adimas kemaren tentang Aroon. Dia tidak tau apa-apa.
Adisty tiba ditempat dirinya dan Aroon akan melakukan meeting, dirinya tersenyum simpul tatkala melihat Aroon yang sudah duduk menunggunya, tersenyum sembari melambaikan tangan kea rah Adisty.
"maaf sudah membuat anda menunggu" kata Adisty sembari mendudukan dirinya.
"tidak apa-apa miss. Saya juga belum lama sampai" balas Aroon.
Tak lama setelah itu, Dora memberikan bahan meeting kepada Adisty, "ini miss"
Adisty hanya mengangguk, sebelum bergerak membukanya.
"baiklah, kurasa kita bisa memulai meeting kita sir"
"ya tentu"
Mereka menjalankan meeting sebagaimana mestinya. Adisty bahkan terlihat sangat antusias dalam meeting kali ini. Sedangkan Aroon sesekali menambakan bagian yang dirasanya kurang. Mereka membahas tentang desain gaun pengangtin sekaligus desain tempat pernikahan, entah itu indoor ataupun outdoor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shrinking Violet
Teen FictionAdimas Adisty. Nama itu,.... Bukankah terlihat familiar? Mereka berdua sudah mencoba untuk melupakan satu sama lain. Namun takdir masih tak mau berpisah dengan kisah mereka. Karena ego tinggi mereka, mereka tak bisa merasakan indahnya kebersamaan...