Tak ada hari lain yang lebih menegangkan dari pada hari ini. Atau lebih tepatnya malam ini. Malam dimana keluarga Adimas akan resmi mengikat Adisty untuk dan hanya untuk Adimas, mengikatnya dalam sebuah tali ikatan yang bernamakan tunangan. Jari mereka akan saling terikat dengan cincin yang melekat sempurna. Cincin yang akan membelenggu mereka dalam hubungan yang tak akan mudah untuk dilepaskan.
Ya… akhirnya malam ini Adimas dan Adisty akan terikat dalam sebuah tunangan. Dimaan mereka berdua yang menghendaki adanya acara ini, tak ada paksaan dari pihak manapun dalam acara ini.
Acara yang seharusnya sudah mereka adakan beberapa hari yang lalu, namun baru sekarang terlaksana. Adisty yang menolaknya waktu itu, karena merasa terlalu cepat jika mereka tunangan setelah hari dimana Adimas mengajaknya balikan. Hari dimana mereka resmi kembali menjadi sepasang kekasih.
Dan sekarang, dadanya bergemuruh saat mengetahui keluarga Adimas sudah berada di ruang tamu rumah Adisty. Adimas menantinya. Padahal acaranya akan diselenggarakan di taman belakang rumahnya. Memang tak besar sih, Adisty danAdimas sepakat hanya mengundang teman-teman SMA mereka, itupun tak semua. Mengingat begitu banyak teman-teman mereka. Anggap saja teman dekat mereka. Terlebih mereka akan berangkat besok pagi, jadi mereka takboleh terlalu lelah mala mini, atau penerbangan gratis mereka akan kandas begitu saja.
Adimas tersenyum senang melihat Adisty yang sudah berjalan ke arahnya dengan gaun berwarna biru muda yang sangat cocok dengan kulit cerahnya. Tak membuang waktu, Adims segera berdiri menyambut kekasihnya, menyodorkan tangannya untuk bergandengan dengan Adisty.
“kita keluar?” kata Adimas saat Adisty sudah tepat di depannya.
Adisty sendiri hanya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya, menyetujui Adimas. Mereka berdua bahkan menghiraukan kedua keluarga yang masih sibuk berbincang. Terkecuali Aditya yang sudah sibuk ngecengi teman cewek Adisty di taman. Emang dasar anak itu hobbynya tak pernah jauh dari kesenangan sendiri.
“apa tidak papa kita ninggalin keluarga kita begitu saja?” Adisty mulai bersuara, mengiringi langkah kaki mereka yang mulai menjauh dari ruang tamu.
“biarin mereka puas-puas ngobrol, lagian juga ini hari terakhir mereka bisa ngobrol leluasa kaya gitu” jawab Adimas santai.
“lagian juga ini acara kita” lanjutnya pelan, berbisik di telinga Adisty dengan kekehan kecil.
Sekarang Adisty baru kembali sadar, jika Adimas tidak akan berubah dari Adimas yang jahil dan suka seenak jidatnya.
“cieee… yang udah resmi jadi tunangan orang” perkataan menggoda itu membawa focus Adisty ke gadis dengan gaun merah muda.
Adisty tersenyum melihatnya, Bela sahabatnya sangat cantik mala mini, terlebih dengan Bagas di sampingnya. Mereka berdua sangat manis.
“Bela, ya ampun udah lama banget rasanya nggak ketemu sama lo” seru Adisty sembari melangkah memeluk Bela, meninggalkan Adimas begitu saja.
“aduh… Adisty! Udah jadi tunangan orang juga masih bar-bar aja sikap lo” Bela menjawabi sembari melepas pelukan Adisty, kembali membawa Adisty kehadapannya.
“iishh.. gitu amat reaksi lo Bel”
“oke oke, malam ini gue bakal puas puasin ngobrol sama lo. Lagian juga ini terakhir lo di sini kan”
Adisty kembali tersenyum kemudian segera menerjang kembali tubuh Bela. Menghiraukan Adimas dan Bagas yang msih menatapi mereka.
“ Aditsy, bisa nggak lepasin pelukan lo, gue kasihan liat ayang gue sesak napas kaya gitu. Lagian juga lo udah cantik-cantik masih aja brutal. Nggak takut tu riasan rusak apa” kata Bagas setenang mungkin, namun akhirnya juga ia tak bisa tenang dalam kaliamat terkahirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shrinking Violet
Teen FictionAdimas Adisty. Nama itu,.... Bukankah terlihat familiar? Mereka berdua sudah mencoba untuk melupakan satu sama lain. Namun takdir masih tak mau berpisah dengan kisah mereka. Karena ego tinggi mereka, mereka tak bisa merasakan indahnya kebersamaan...