Part 46

13 1 0
                                    


Adimas berdecak, kesal dengan orang yang kini berada di hadapannya. Bahkan sudah satu jam dirinya mencoba untuk membuat wanita itu berbicara yang sebenarnya. Namun ternyata itu tak mudah, wanita di hadapannya ini malah semakin bicara ngawur tentang dirinya. Dapat Adimas lihat senyum mengejek tercetak jelas di raut wajah wanita itu.

"kau tau Adisty, dia bahkan sampai datang kepada orang tua ku agar kita segera tunangan"

Adimas benar-benar ingin membungkam mulut Viona sekarang juga.

"padahal waktu itu aku tak memikirkan sampai sana, aku hanya suka dengan Adimas, itu saja. Tapi pria bodoh itu malah langsung mengajukan lamarannya. Aku bisa apa" ucap Viona lagi dengan nada riangnya.

Adisty hanya meringis mendengar itu, Adimas memang bodoh.

"karena aku tak bisa menolak permintaan orang tua ku, jadi yaa seperti itulah..." sambung Viona.

Adimas menggeram, "kau tau bukan seperti itu yang terjadi Viona. Kau mengarang cerita!"

"dan juga, dimana tunanganmu itu? Aku ingin dia saja yang memberi penjelasan" tambah Adimas kesal.

"bukankah kau sendiri adalah tunanganku Adimas?" kata Viona dengan senyum menggoda Adimas.

"shit! Kau benar-benar. Adisty jangan percaya apa yang dia katakana. Dia bohong" kata Adimas sembari menatap Viona jengkel.

"kalau memang benar Viona tunanganmu juga tak masalah. Lagipula kita sudah selesai Adimas" balas Adisty.

Viona tergelak mendengar jawaban Adisty, pasangan dihadapannya ini benar-benar merepotkan. Viona kasihan dengan orang disekitar mereka.

Adimas mendelik tak suka, "kita belum selesai! Aku tak pernah ingat jika aku menyetujui bualanmu itu Adisty"

"terserah apa katamu, yang penting aku sudah selesai dengamu Adimas"

"oh ya? Lalu siapa yang tadi malam nangis, manja-manjaan heem?" seru Adimas gemas.

Kini giliran Adisty yang berdecak sebal, tidak bisakah Adimas diam saja tanpa mengungkit kejadian tadi malam. Gezzz...

"lebih baik kalian tidak usah bertengkar. Toh juga masih ada aku di sini, kalian tidak malu?" lerai Viona.

"kau juga sama saja! Aku memanggilmu ke sini itu untuk menjelaskan ke Adisty yang sebenarnya! Bukan memperkeruh suasana dengan cerita dongengmu itu" kata Adimas tak terima. Sungguh, apakah hanya dirinya saja yang merasa kesal di sini?

"dongeng apa? Bukankah kita memang tunangan?" balas Viona dengan nada menggoda Adimas, kemudian tersenyum geli.

Adisty memutar bola matanya jengah, Adimas benar-benar...

Hingga tak lama kemudian, handphonenya bordering, membuat dua manusia di hadapannya menatapnya.

"aku angkat ini dulu" kata Adisty sebelum bergerak menjauh, keluar dari ruangan Adimas.

"ya, ada apa Dora?"

"miss, sir Aroon ada di sini. Di ruangan anda"

Adisty mengernyit, dirinya merasa tak ada janji dengan Aroon. Atau memang dirinya lupa?

"sejak kapan dia datang?"

"lima menit lalu miss"

"baiklah saya akan segera ke sana" kata Adisty sebelum memutus panggilannya. Adisty kembali ke dalam ruangan Adimas, berniat pamit kepada Adimas dan Viona.

"aku harus kembali ke kantor sekarang. Terimakasih untuk ceritanya Viona" kata Adisty saat dirinya mendapati Viona dan Adimas yang sudah bercengkerama tanpa debat seperti tadi.

"kau sudah mau balik? Bukankah kau sudah ambil cuti untuk hari jni? Bagaimana bisa kau pergi begitu saja?" Tanya Adimas menuntut.

"ada urusan mendadak. Jadi aku batal cuti" jawab Adisty enteng sembari mengambil tasnya di sofa, sebelah Viona.

"urusan apa? Apakah dengan Aroon? Kalau iya, lupakan saja"

Adisty menghembuskan napasnya jengah, "ini masalah pekerjaan Adimas, aku tak bisa begitu saja membatalkannya"

"baiklah, kalau begitu aku ikut denganmu" final Adimas.

"terserah kau saja" jawab Adisty, dirinya sudah lelah berdebat dengan Adimas.

"okey, aku juga akan ikut" seru Viona, yang langsung membuat Adisty menoleh bingung kearahnya.

"ikut? Buat apa?"

"memberi kejutan pada seseorang" jawab Viona sembari tersenyum geli.

"kalian ini memang sama-sama aneh" kata Adisty sebelum berjalan terlebih dahulu, yang tak lama kemudian disusul Adimas dan Viona.

Adimas masuk ke mobil Adisty, sedangkan Adisty hanya pasrah melihat tingkah Adimas. Jikapun ia tak memperbolehkan, Adisty yakin Adimas tak akan meuruti ucapannya. Yang artinya hanya membuang waktu saja jika melarang laki-laki itu.

Adisty langsung menuju ruangannya saat dirinya sudah tiba di perusahaan, dirinya merasa tak enak karena sudah membuat Aroon menunggunya begitu lama.

"kau tak perlu buru-buru seperti itu Adisty. Aku yakin orang itu masih di ruanganmu" kata Adimas setengah kesal, berusaha menyamakan langkahnya dengan Adisty. Entah kenapa tiba-tiba tunangannya itu bisa bercalan cepat seperti ini, dan itu untuk seorang Aroon Kim. Gezzz... ingatkan Adimas untuk mencaci maki laki-laki itu nanti jika bertemu.

Adisty tiba di meja Dora, bertanya sekilas tentang Aroon.

"apakah sir Aroon masih di dalam?"

"masih miss" jawab Dora sembari membukakan pintu Adisty.

Adimas berhenti, menatap Dora dengan tatapan tak ingin di bantah, "lain kali, jangan ijinkan siapapun masuk ruangan Adisty kecuali aku dan keluarganya"

Dora mengernyit heran seblum menganggukan kepalanya. Belum sempat Dora mengatasi kebingungannya, kini satu wanita lagi berdiri di hadapannya dengan senyum.

"apakah Aroon sering datang ke sini?" Tanya Viona.

"hanya beberapa kali miss"

"oh ya? Apakah keperluan bisnis?"

"ya... sir Aroon hanya datang kemari untuk rapat jika maam Adisty tidak bisa keluar"

"mereka berdua pernah keluar?" Tanya Viona setenag tak percaya.

"yaa tentu saja, bukan kah ini bisnis?"

"maksudmu?"

"sir Aroon dan maam hanya keluar dua kali untuk makan siang sekaligus meeting"

Viona mengendikan bahunya, "oke" katanya sebelum berlalu menyusul Adimas yang sudah masuk ke ruangan Adisty.



ADIMAS ADISTY AKHIRNYA UPDATE JUGA...

SEBENERNYA AKU SELESAI NULIS INI UDAH LAMA, TAPI BARU SEMPET UPDATE,...

SEMOGA KALIAN SUKA YAAA...

JANGAN LUPA

PENCET BINTANG SAMA KOMENTARNYAA...

TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG MASIH MAU BACA NI CERITAA...

LUV YOU

Shrinking VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang