1. Pertemuan

1.2K 281 73
                                    

Awal pertemuanku denganmu ada didalam takdir Tuhan. Dan Tuhan pun menghendakinya.

- Raina Alexandria & Razir Smolither -

《-》

"Lo tau ga kalau disekolah ini ada kakak kelas kita dan dia itu cogan, Na?" kata Wina antusias

"Banyak sih anak cogan
disekolah ini," kata Raina tanpa melirik Wina.

"Tapi ini beda, Na. Dia itu makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna,"

"Sesempurna apa sampai lo bisa ngomong gitu?"

"Ya sempurna aja bagi gue. Iya ga, Ra?" kata Wina melirik Zira.
Zira pun hanya menganggukkan kepala sekilas.

"Bukannya gaada seseorang yang sempurna ya didunia ini?"

"Tapi sempurna bagi gue, Na. Dan lebih sempurna lagi kalau dicintai dia." kata Wina berkhayal.

"Lo yang sempurna apa dia yang sial?" tanya Raina tersenyum menggoda pada Wina.

"Maksudnya?"

"Ck. Gini lo. Lo bilang kan kalau dicintai dia sempurna hidup lo?" Wina pun mengangguk.

"Nah lu yang suka dia apa dia yang suka lo?"

"Ya dia lah. Kan gue bilang kalau di cintai dia sempurna hidup gue,"

"Lo yang berkhayal apa dia yang bloon?" tanya Raina menaikkan sebelah alisnya

"Bloon apa sih, Na?" tanya Wina yang mungkin kesabarannya sudah sampai ubun ubun.

"Bloon karena dia ga bisa pilih cewek." Kata Raina dengan cekikikannya. Lalu Wina pun melempar batu yang ada didepannya.

Kalau di lempar batu mungkin Raina sudah tepar bukan?

Lama berdua berduet dengan Wina. Raina memutuskan perdebatan dengan beralasan ingin ke perpustakaan. Sebenarnya tidak seutuhnya berbohong, karena memang dia ingin meminjam novel yang dia ingin baca.

Selain menjadi unggulan disekolah dia mempunyai hobby membaca novel dan meminum nescafe. Aneh bukan seorang cewek meminum kopi?
Memang aneh tapi itulah kenyataan.

Ketika dia sudah sampai di rak novel remaja. Dia memilih-milih novel yang menurutnya menarik. Dan itu jatuh pada novel " Remember When" bercerita tentang seorang yang saling menyukai tapi terhalang oleh suatu keadaan.

Setelah membawa buku di genggaman tangannya. Dia berjalan ke arah petugas perpustakaan. Meminta izin meminjam novel yang ia genggam.

Tapi ketika ia ingin melewati meja pertama tengah perpustakaan yang digunakan siswa untuk membaca. Ia melihat seorang cowok tengah tertidur pulas dengan dengkuran halus, wajahnya tertutupi karena buku yang dia baca dia dirikan didepan wajahnya.

Perlahan- lahan Raina menyibakkan buku yang menghalangi muka cowok tersebut. Dan alangkah terkejutnya dia, cowok tersebut tertidur seperti bayi. Dengan mengemut jempol kanan didalam mulutnya.

Raina terus saja memperhatikan cowok tersebut. Tapi dari jarak yang lumayan jauh. Karena sekarang Raina ada di meja kedua tetapi berhadapan dengan cowok tersebut

Lama cowok itu tertidur di perpustakaan. Akhirnya ia bangun juga. Perlahan matanya mulai terbuka dan ketika terbuka semua dia mengucek matanya dengan tangannya.

Ketika mendongklak mata. Mata mereka bertemu. Bertemu antara mata yang setajam elang dengan mata yang lembut. Menatap dalam diam. Menyerapi maksud arti tatapan tersebut.

Raina lah yang memutuskan tatapan mereka. Dia malu dengan cowok tersebut karena ketahuan sudah memperhatikannya dari lama. Raina tercyduk memperhatikan dirinya yang sedang tertidur.

Lalu Raina bangun dengan buku dalam dekapan dadanya dan mulai melangkah ke arah petugas perpustakaan dengan merunduk.

Karena tidak memperhatikan jalan saking merunduknya ia terjatuh. Terjatuh karena ada kabel yang melilit dikakinya. Jatuhnya Raina tepat didepan meja cowok tersebut.

Cowok tersebut masih menatap Raina semakin dalam. Raina berusaha membuka lilitan kabel dikakinya. Tapi semakin dia membuka lilitan tersebut semakin kencang lilitan tersebut, karena jika ingin membuka lilitannya harus ada orang yang membantunya membuka lilitan itu.

Cowok itu pun bangun dalam kursinya dan mulai melangkah mendekati dimana Raina tersebut terjatuh. Dia menarik kabel yang melilit dikaki Raina. Dan terlepaslah lilitan kabel yang ada dikaki Raina.

Cowok itu pun bangkit dan menatap Raina intens. Lalu mulai merunduk dan mulai mengulurkan tangannya agar Raina bangkit. Raina pun menerima uluran tangan cowok tersebut.

Tidak ada yang mau mulai membuka suara dalam keheningan tersebut. Dan satu dari mereka mulai pergi.

Kini Razir mulai melangkah keluar dari dalam perpustakaan.

Semua pasti akan berubah.

Berubah dalam artian selalu ada baik dan buruk dalam sebuah kehidupan yang mereka jalani.

Karena pertemuan yang baik, akan berakhir baik pula.

《-》

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang