7. Tantangan

590 114 19
                                    

Bukankah kini semua sudah jelas. Bahwa kau mengharapkan dia. kini aku semakin ragu untuk kembali melangkah.

- Raina Alexandria -

《-》

kini Raina bersama sahabatnya sedang berada dikantin. Bersama Wina kini ia duduk dibangku pojok unjung kantin.

Setelah Zira membawa pesanan untuk mereka bertiga, mereka langsung mengambil pesanan yang dibawa oleh Zira.

Ketika mereka sedang makan sambil bercanda canda datanglah segerombolan cowok populer dari kelas 12 berjalan dengan tampang cuek.

Mereka duduk di di mejanya Raina dan kebetulan juga kursi di kiri sebelah tempat duduk Raina kosong jadi, yang menempati Razir. Sementara itu Wina duduk di sebelah Raina dan Zira duduk di sebelah Wina.

Sementara itu, Rafi duduk di sebelah Zira, Handy duduk persis di depan Wina dan Bryan duduk persis di sebelah Handy.

Bagaimana Raina bisa makan dengan tenang jika saja disebelahnya persis kini Razir memandangnya intens. Raina teringat dengan kata terakhir yang diucapkan Razir kepadanya. Dia jadi salah tingkah sendiri.

Sial.

Gue janji tempat bersandar lo sekarang adalah gue. Dan senyum lo adalah tugas keutamaan gue. Raina teringat kata kata yang Razir ucapkan di Danau kala itu.

"Makan yang banyak biar cepet gendut," ucap Razir yang kini memperhatikan Raina lebih intens, yang ditatap pun hanya mengalihkan pandangannya.

"Iya bang aku makan yang banyak biar gendut." Ucap Handy menggoda. Bukannya dapat pujian yang banyak semua yang ada dimeja pun dilempar kearah Handy. sayangnya benda tersebut tidak mengenai kepala Handy hanya seperti sendok atau tempat tusuk gigi yang mendarat di kepalanya.

Handy pun hanya memajukan bibirnya tanda ia cemberut. Niatnya kan hanya ingin menggoda Razir. Tapi kini ia kena imbasnya.

"Ekhem ekhem. Itu tolong matanya ngeliatin biasa aja. Kayak mau keluar dari sarangnya." Ujar Handy menggoda Razir. Pasalnya Razir dari tadi memperhatikan Raina tanpa berkedip sedikit pun.

Teman teman Razir dan Raina pun menertawai Razir yang salah tingkah akan perbuatannya.

Jadi kini ia mengalihkan pemandangannya kearah Bryan.

"Bry lo tolong pesenin makanan gih. Gue laper,"

"Sip bos. Pesen apa?"

"Biasa gue nasi goreng tambah es teh manis." Ucap Handy mencelak Razir.

Yang dicelak pun hanya bisa bersabar dan menghela nafas.

"Bayar sendiri, enak amat lo di bayarin mulu," Bryan pun menjitak kepala Handy.

Handy pun dengan kesal mengeluarkan uangnya dan memberikannya pada Bryan.

"Gue siomay pedes ama moccachino. Hm lo mau apa, Alexa?" Ucap Razir menatap Raina.

"Eh," gelagapan Raina. "Aku udah mesen kak. Gausah," lanjutnya.

"Oke. Moccachino. Yaudah Bry siomay 1 pedes dan moccachino 2 Makasih." Ujar Razir mengeluarkan dompet dari saku celananya. Lalu mengeluarkan uang 50 rb untuk ia membayar makanannya dan minumannya bersama Raina.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang