33. Kejutan

121 22 36
                                    

Raina menghembuskan nafas ketika semua makanan yang ia masak telah selesai. Hari ini Rendy mengatakan bahwa Halima sedang pergi bersama teman temannya ke pengajian ibu ibu.

Hari ini mereka benar benar harus meyakinkan Raina bahwa Halima benar benar menyayanginya.

Rafi yang sejak tadi berada di ruang keluarga hanya bisa diam menatap Zira yang sedang menata makanan. .

"Ra kamu bisa kesini dulu?" Tanya Rafi. Zira pun melangkah pelan kearah Rafi yang sedang duduk.

"Kenapa?" Tanya Zira yang berdiri didepan Rafi.

Rafi pun segera menarik tubuh Zira hingga Zira terjatuh dan menjerit. Rafi pun memeluk Zira yang malu karena Raina dan Wina secara terang terangan menggodanya.

"Kak lepas." Rafi pun semakin mengencangkan pelukannya.

"Disini aja, biarin Wina sama Rai yang nyiapin makanan."

"Gak enak."

Rafi pun tak membalas ucapan Zira. Ia hanya diam mengescroll instagramnya yang dipenuhi notip.

Raina yang sedang menata makanan hanya diam. Jika ada Zira, Rafi tak akan melepaskan Zira barang sedetikpun. Bahkan hanya untuk membantunya.

"Raina menatap jam dinding yang tersisa waktu 15 menit lagi. Ia pun menatap makanan yang ia bikin banyak bersama teman temannya.

Semoga saja Halima menyukainya.
Setelah 15 menit Raina telah mengganti bajunya ditemani Wina dan juga Zira.

Valina pun telah pulang di waktu waktu acara akan dimulai. Rafi pun telah mengganti bajunya karena suruhan Zira.

Dekoran telah siap dan Rafi hanya mengancingkan jempolnya tanda mereka bekerja dengan baik.

Semua lampu dimatikan, membuat rumah menjadi begitu gelap namun cahaya dari lilin di meja makan menerangkan ruangan itu.

Halima yang baru sampai segera membuka pintu karena rumahnya begitu gelap. Ia takut anak anaknya sedang tidak baik baik saja saat ia tinggal.

Saat tiba diruang tamu, tiba tiba saja lampu dinyalakan. Mereka yang bersembunyi segera keluar dan memeluk Halima yang terlihat terkejut sekaligus kaget.

"I-ini? Maksudnya apa bang?"

Rafi pun tersenyum dan mencium pipi Halima diikuti Raina dan Valina. Zira yang melihat itu tersenyum.

Halima tak tau, begitu mendapatkan kejutan dari anak anaknya. Rasa haru yang sempat ia tahan akhirnya tak terbendung dan mencium Valina dan juga Raina.

Halima membuka tangannya agar Zira dan Wina memeluknya. Zira kemudian tersenyum pada Rafi yang menatap mereka dengan hangat.

Rendy tau, bahwa Raina telah menyiapkan ini semua dengan baik. Ia hanya beruntung, mempunyai anak anak yang menyayangi orangtuanya.

Suasana haru itu harus terhenti saat Handy dan Bryan memainkan gendang dan memasuki rumah.

Lagu mulai terdengar dari mulut Handy membuat semua orang terheran heran. Pasalnya Rafi tidak meminta mereka untuk datang.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang