Razir kembali menaruh motor miliknya di parkiran sekolah. Ia kemudian berjalan dilorong hendak kembali kekelas saat waktu itu ia melihat Raina yang duduk di pos satpam sedang menunggu.
Razir kemudian berbelok kearah kamar mandi. Alasan utamanya hanya ingin kekamar mandi, namun saat selesai dari kamar mandi ia menemukan Raina masih tetap diposisi.
Dengan segera Razir sedikit berlari kearah parkiran. Mengambil motor miliknya dan memperhentikan lajunya disebelah Raina.
Tiba tiba saja kesadarannya balik saat ia mengingat Raina menolak untuk diantar pulang. Razir tau bahwa ia telah merasakan apa itu karma.
Sedetik kemudian ia tidak jadi pergi kekelas. Yang ia butuhkan hanya rooftop untuk menenangkan diri.
Ia kemudian berbelok kearah tangga yang menghubungkannya langsung ke rooftop. Razir berhenti saat setelah ia mendengar sesuatu yang mengusiknya.
Di gudang yang letaknya jauh dari kelas manapun ia melihat seorang perempuan. Ia kemudian mendekat untuk memastikan bahwa disana bukan hanya seorang perempuan saja namun juga seorang laki laki.
Razir makin tak percaya saat ia melihat Rani disekap dengan teman barunya yang ia ketahui bernama Andre tengah bermain game.
Apaan apaan dia. Mengapa dia tidak ikut PM. Yang lebih membuatnya heran mengapa harus ada Rani yang disekap dengan mulut dilakban?
Razir berkerimanusiaan, namun melihat ada yang tidak beres dengan Andre ia kemudian mengurungkan. Membalikkan badannya dan pergi kearah rooftop meninggalkan Rani yang mengharapkan bantuannya.
{-}
Raina tak harusnya tersenyum mengingat hal barusan. Dinding yang sudah lama ia bangun tak seharusnya mulai goyah hanya karena Razir mulai perhatian padanya.
Raina menaruh tasnya dimeja belajar miliknya. Mengeluarkan buku pelajaran tadi dan menggantinya dengan pelajaran baru untuk esok hari.
Raina kemudian duduk di kursi belajarnya, mengeluarkan buku pr dan mulai mengerjakannya.
Setelah 30 menit, ia kemudian menutup buku miliknya. Menidurkan kepalanya dilipatan tangan, Raina hendak berbaring di kasur miliknya hingga kemudian ia mengurungkan niatnya karena suara dering ponselnya.
"Hallo?"
"Ini siapa?" Tanya Raina. Ia kemudian menatap telfonnya dengan tatapan bingung. Raina hendak mematikannya hingga kemudian suara dari ujung sana membuatnya menahan nafas.
"Alexa." Ujar Razir.
"Please jangan dimatiin. Aku mau denger suara kamu."
Raina kemudian berhenti di ujung ponselnya, ia kemudian menaiki kasur miliknya dan menaruh ponselnya diatas bantal.
Razir yang berada diujung sana tersenyum, belum pernah ia merasakan dag dig dug seperti ini. Belum pernah ia rasakan telfonan yang membuatnya tersenyum malu malu walau orang diujung sana belum ia ketahui apa isi hatinya.
Raina kemudian terdiam saat senar gitar mulai terdengar diujung sana.
Raina masih diam, tak berkomentar saat Razir mulai menyanyi. Setelah tamat satu lagi Razir kembali menyanyikan satu lagu yang membuat mata Raina perlahan lahan mulai memberat.
Raina kemudian tertidur, namun satu hal yang Razir syukuri bahwa Raina tak mematikan telfonnya saat ia bernyanyi untuk dirinya.
{-}
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranzir
Teen FictionDia Raina Alexandria. Seorang perempuan dengan seribu bahasa yang ia simpan dimulut. Bukan masa lalu yang membuat ia sekarang diam, tetapi seseorang yang telah mengambil hatinya kini membenci dirinya. **** Dia, Razir Smolither menyukai seorang cewek...