Rendy membuka pintu rumah dengan pelan. Bisa ia lihat rumah sudah sangat sepi dengan tidak ada tanda tanda seseorang sedang melakukan aktivitas.
Rafi memasuki rumahnya dengan perlahan, dapat ia lihat Rendy telah menaiki tangga menuju kamar miliknya.
Rafi kemudian mengajak Razir masuk, papanya menyuruh Razir untuk tidur malam ini dirumahnya.
"Gue pulang aja Raf."
"Lo mau temen lo ini besoknya tinggal di kolong jembatan." Kesal Rafi pada Razir yang tak mendengar saran darinya.
Razir tertawa dibelakang Rafi, badannya bergetar menandakan ia sedang tertawa bahagia.
"Seneng lo liat gue tidur di kolong jembatan?"
"Apa memang seharusnya gue pulang aja Raf?"
"Bangke lo!" Kesal Rafi lalu membanting kunci mobilnya.
"Awas aja lo, nggak gue setujuin lo bareng adek gue."
"Gue juga nggak mau sama Valina Raf. Gue boleh kok kalau sama Zira" Goda Razir pada Rafi yang terlihat pipinya memerah menahan kesal.
Harusnya Razir tak berbicara tentang Zira, karena apapun tentang Zira Rafi akan selalu berada paling depan untuk perempuan itu.
"Berani ngambil Zira dari gue, lo bakal sunat kedua kalinya Zir." Rafi lalu maju, berhadapan dengan Razir yang berusaha menahan tawa.
Rafi benar benar mudah di tipu, sebegitu bucinnya Rafi sampai apapun yang berhubungan dengan Zira membuatnya terlihat bodoh?
"Nggak mungkin gue suka sama Zira, Raf. Cuman satu nama yang nggak bakal bisa diganti sama siapapun."
"Rani kan?" Sekarang giliran Rafi yang menggoda Razir membuat muka Razir berubah datar.
"Alexa!" Ujar Razir dengan kencang hingga Rendy keluar dari dalam kamar dengan berkacak pinggang.
Rendy turun dari tangga membuat Rafi dan Razir menelan ludah. Didepannya dapat ia lihat sebuah peperangan sedang menantinya.
Saat sudah sampai didepan mereka berdua, Rendy lalu menjewer telinga Razir dan Rafi lalu membawanya menaiki tangga hingga berhenti didepan kamar Rafi.
"Masuk!" Ujar Rendy membuat Rafi segera membuka pintu kamarnya.
Razir dan Rafi lalu masuk kedalam kamarnya dengan cepat saat Rendy berbicara seperti itu.
Rendy lalu geleng geleng kepala. Saat tadi ia selesai berganti baju, ia melihat Halima yang masih tertidur, mungkin istrinya itu sangat kelelahan.
Pasti istrinya sangat khawatir tentang Raina. Rendy lalu menengok saat kamar Rafi berisik sekali.
"Geseran Raf gue nggak tidur nih."
"Adanya lo yang geseran, kasur segede ini masa nggak muat." Rendy lalu menggedor gedor kamar Rafi hingga membuat mereka berdua terkejut lalu mengusap dadanya.
"Tuhkan papa gue balik lagi, kali ini kita nggak bakal dapet ampun Zir."
"Ya siapa suruh, lo berisik." Marah Razir pada Rafi yang menjadi korban.
Rafi hanya bisa mengelus dada. Berjalan pelan kearah pintu kamar dan membuka pintu itu dengan perlahan.
"Kenapa masih aja berisik?" Tanya Rendy dengan tegas pada mereka berdua.
"Maaf pa," Rafi meneguk ludah dengan susah payah.
"Maaf juga om." Dengan sedikit berjalan kearah mereka berdua, Razir menyatukan kedua tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ranzir
Teen FictionDia Raina Alexandria. Seorang perempuan dengan seribu bahasa yang ia simpan dimulut. Bukan masa lalu yang membuat ia sekarang diam, tetapi seseorang yang telah mengambil hatinya kini membenci dirinya. **** Dia, Razir Smolither menyukai seorang cewek...