Rafi dan Razir langsung saja bersembunyi kala ia melihat pintu langsung tertutup saat Rendy berserta teman Rendy sudah masuk.
"Kita harus gimana Zir?" Tanya Rafi bingung.
"Gatau, gue juga bingung. Kita harus ngapain?" Tanya Razir melihat sekeliling.
Rafi melihat tas Rendy berada diujung, ia segera berjalan bersama Razir di belakangnya, mencari alat apa saja yang ia butuhkan dan ia memasukkannya ke kantong celananya.
"Gue simpen ini." Ujar Razir saat melihat tali dan ia segera menyimpannya.
"Gue simpan ini juga Zir." Ujar Rafi melihat kelereng didalam tas milik Rendy.
"Papa gue pinter juga bawa beginian." Ujar Rafi tersenyum.
"Terus kita harus apa Raf?" Bertepatan dengan itu, suara berisik mulai terdengar. Rafi dan Razir pun segera bersembunyi dibalik sebuah pintu.
"Ayo!" Ujar Rafi berjalan duluan.
"S-sekarang Raf?" Tanya Razir dengan tidak yakin.
"Kalau nanti nanti kita malah nggak bisa bantu mereka Zir." Ujar Rafi yang hendak membuka pintu.
"Bismillah." Ujar Rafi dan Razir berbarengan.
Mereka pun langsung membuka pintu, membuat semua orang didalam sana langsung tertuju arah pandangnya pada mereka.
"Siapa kalian?!" Tanya pria yang menyekap Raina.
Beruntungnya bagi Rafi dan Razir mereka masih menggunakan masker sehingga mereka semua tak mengetahui wajah Rafi dan Razir.
Rendy pun terkejut, ia tau postur tubuh dan mata mereka berdua. Pasti mereka adalah Rafi dan Razir yang mengikutinya hingga ke Dubai.
Razir bisa melihat, Raina diujung sana terkulai lemas menatap dirinya dengan sendu. Apakah itu adalah gadisnya?
Berbeda sekali hingga ia tak mampu mengenalinya. Wajahnya terlihat pucat dengan mata sembab yang menghiasi wajahnya.
"Siapapun kami, kalian tak perlu tau! Cukup bebaskan Raina dan kami tidak akan memenjarakan kalian!" Ujar Razir dengan lantang.
"Beraninya kau! Buat mereka babak belur!" Ujar pria yang menjaga Raina.
Perkelahian dimulai, Rendy sibuk menghajar semua anak buah laki laki itu hingga tumbang.
Rafi langsung saja melemparkan kelereng dari bawah, hingga beberapa orang yang ingin menghajarnya dengan Razir jatuh tumbang.
"TIDAK BERGUNA!" Ujar laki laki yang melempar barang disebelahnya.
Rendy sudah waspada, ia tau mereka berdua akan datang menyusul. Disaat zenly Rafi tak bisa dideteksi, Rendy sudah yakin bahwa Rafi menyusulnya hingga ia membiarkan rafi dan Razir menyusulnya.
"Rupanya anak tikus ini ingin bermain denganku!" Ujar laki laki berdiri dihadapan Rafi dan Razir. Rendy yang hendak melepaskan Raina segera dihadang oleh anak buah pria itu.
"Siapa kau sebenarnya? Hingga ingin membunuh adikku?" Tanya Rafi dengan masih berjaga jaga.
"Siapapun aku kau tak perlu tau! Nikmati hasil dari jerih payah kalian membantu pria sialan itu." Pria itu lalu berlari dan mulai menghajar Rafi namun mereka semua menghalanginya.
Rendy pun ingin membantu namun semakin banyak anak buah pria itu yang mulai berdatangan.
Rendy dikepung oleh 10 anak buah, bisa ia lihat Luke pun sama menatap sekelilingnya hingga ia menekan tombol dan semua orang yang berada diluar memasuki ruangan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ranzir
JugendliteraturDia Raina Alexandria. Seorang perempuan dengan seribu bahasa yang ia simpan dimulut. Bukan masa lalu yang membuat ia sekarang diam, tetapi seseorang yang telah mengambil hatinya kini membenci dirinya. **** Dia, Razir Smolither menyukai seorang cewek...