6. Sebagian

629 129 17
                                    

Jika pun engkau masih menganggapku teman. Akan kujadikan hari esok dan esoknya lagi engkau menganggapku lebih dari sekedar teman.

-Raina Alexandria-

《-》

Kini Raina termenung didekat jendela kamarnya sambil memegang amplop berwarna pink itu.

Ia membaca kembali surat itu untuk kesekalian kalinya. Raina berfikir siapa yang telah mengirimkannya surat sedemikian sederhana tetapi romantis.

Tepat pukul 4 sore setelah Raina kembali dari sekolah ia duduk didekat jendela kamarnya sambil menatap luar. Hujan yang tadinya hanya hanya terdengar rintikan airnya kini terdengar pula petir saling sahut sahutan.

Ia membenci hujan, karena kini ia mengingat lagi memory tentang masa lalunya. Sekelebat bayang ketika Atla menyatakan kata putus dengan bahasa asing kembali hadir didalam memory tanpa mau pergi dalam otaknya.

Ia membenci takdir tapi ia tidak bisa menyalahkan siapa siapa disini. Karena disinilah ia yang berperan dalam lingkaran kehidupannya sendiri tanpa ada tokoh utama selain dirinya.

Ia memandang lagi hujan yang semakin lama semakin lebat.

Raina berjalan kearah kasur yang berada disebelah nakas kirinya. Raina menaruh amplop yang ia tadi ia genggam kedalam nakas sebelah tidurnya.

Lalu ia merebahkan tubuhnya didalam dekap selimut yang bisa menghangatkan tubuhnya dari dinginnya hujan luar. Beberapa menit kemudian alam tidur menghapiri dirinya untuk ikut dalam dunia alam bawah sadar.

《-》

Hal yang paling Razir sukai ketika duduk ditepian danau lalu melihat sunset sampai tenggelam. Tapi kini ia lebih bersemangat karena ia pergi kedanau melihat sunset ditambah hujan kini mengelilinginya.

Hujan membawa keceriaan tersendiri baginya. Bahkan ketika dia dalam keterpurukan atau dalam musibah yang dalam secara tiba tiba ia akan datang kesini.

Ia menatap kosong depan sambil berkata

"Kapan lo nyadar Ran disisi lo ada gue yang selalu ada buat lo,"

"Gue pengen menjadi yang pertama buat lo tersenyum dan menghapus air mata lo untuk terakhir kalinya."

"Apa lo ga bisa liat kedalaman cinta gue buat lo Ran?"

"Apa lo belum sadar bahwa gue memang ditakdirkan buat lo?"

Razir mengigau tanpa ada yang bisa mendengarnya karena ia di danau sendirian.

Ia ingin melupakannya tapi sanggupkah hatinya menerima kenyataan itu?

Bahwa sekarang hatinya tetep sama terhadap Rani.

《-》

Setelah hujan reda, Raina turun kebawah ingin membuat teh hangat untuk dirinya sendiri.

Ketika menuruni tangga satu persatu ia melihat diruang tengah terdapat mamanya sedang membaca sebuah buku tebal.

"Mama baca apa?"

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang