Mungkin bab ini akan menjadi bab terakhir yang saya publish di wattpad.
Jika nanti ada bab yang muncul, itu tandanya bonus.
Terimakasih sudah membaca dan menemani saya hingga merampungkan cerita ini bersama.
~Selamat membaca ~
{-}
Rika menjatuhkan gelas yang kini sedang dipegangnya. Ia langsung saja terkejut melihat gelas itu dengan heran. Pasalnya ia hanya memegang satu gelas dan air dalam gelas itu sama sekali tidak panas.
"Mama kenapa?" Tanya Rani yang langsung saja ke dapur mendengar suara pecahan.
"Nggak papa. Mama tadi nggak fokus aja." Ujar Rika yang memungut gelas itu agar tak mengenai kaki.
Rika kemudian merunduk, sementara Rani yang melihat itu masih saja dia di tempat.
Rika lalu memungut gelas dengan perlahan, mengapa perasaannya menjadi tidak enak seperti ini?
Rika tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Perasaan tak enak yang ia rasakan membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
Rika kemudian memegang dadanya, hingga Raina hadir dalam pikirannya tanpa diketahui. Rika tak tau bagaimana bisa Raina tiba tiba saja hadir di kepalanya tanpa ada apa apa.
"Mama beneran nggak papa?" Tanya Rani yang menatap iba Rika.
Sementara Rika yang ditanya seperti itu tiba tiba menangis, ini diluar kendali Rika. Tidak tau kenapa rasanya Rika menangis seperti ini.
Rasanya ada perasaan aneh yang hinggap di hatinya karena sesuatu hal yang tidak ia ketahui secara pasti.
"Kayaknya mama demam, ke kamar aja yuk mah." Ujar Rani yang menempelkan tangannya di dahi Rika dan benar saja suhu badan Rika sedang panas.
Rani memapah Rika memasuki kamar dan menyelimuti Rika hingga Rika memejamkan matanya. Perasaan tak enak itu semakin menjadi membuat Rika sudah untuk bernafas.
"Aku keluar dulu ya mah, kalau mama butuh sesuatu mama bisa panggil aku." Ujar Rani di samping tubuh Rika dan menutup pintu dengan perlahan.
Raina. Satu nama itu terlintas lagi di pikirannya hingga kemudian Rika terisak. Rika tak tau pada tubuhnya yang merespon kejadian ini lebih dalam.
Ia teringat anaknya yang kini ia tak ketahui dimana keberadaannya. Apakah selama ini ia salah menelantarkan Raina?
Tapi jika mengingat kejadian itu Rika pikir ia tak salah mengambil keputusan untuk tak perduli lagi pada Raina.
Raina telah menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang perempuan. Raina mengingatkannya pada masa lalu kelam yang Rika alami.
Flashback on
Rika sedang memainkan piano diruang tengah seorang diri. Tidak ada orang dirumah ini membuat Rika memutuskan untuk memainkan piano, mengusir rasa sendirian.
Pintu diketuk dengan tidak sabaran membuat Rika langsung beranjak dari duduknya dan membuka pintu dengan terkejut karena melihat Rani dengan pakaian yang begitu terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ranzir
Novela JuvenilDia Raina Alexandria. Seorang perempuan dengan seribu bahasa yang ia simpan dimulut. Bukan masa lalu yang membuat ia sekarang diam, tetapi seseorang yang telah mengambil hatinya kini membenci dirinya. **** Dia, Razir Smolither menyukai seorang cewek...