Razir bersama sahabat sahabatnya sedang berada di taman belakang sekolah. Hanya ada Razir, Handy dan Rafi.
Semuanya sibuk dalam dunianya masing masing.
Jam ini jam kelas Razir bersama teman temannya kosong, jadi ia dan teman temannya memutuskan untuk ke taman belakang sekolah sedangkan Bryan tidak ingin ikut, ia ingin mapel bersama pacarnya.
Lalu Razir teringat akan sesuatu. Memasukkan hp-nya kekantong saku celananya.
"Kalau misalnya gue milih Gempul, kata lo gimana?" Kata Razir melirik satu persatu sahabat sahabatnya.
"Ga gimana gimana." Kata Handy. Razirpun melirik sekilas Rafi yang memasang wajah flat.
"Ya. Menurut pendapat lo apa Han. Kalau misalnya gue milih Gempul?"
"Pendapat apa yang harus gue kasih ke lo?"
"Sebuah kata kata bijak mungkin bisa membuat gue memilih." Handy pun hanya menganggukkan kepala tanda ia berfikir bagaimana cara memberikan sebuah kata agar Razir bisa memilih.
"Jadi gini," kata Handy menegakkan tubuhnya. "Sebuah hubungan akan menjadi lebih kuat jika lo bisa menentukan sebuah pilihan. Akan tetapi, lo akan masuk kedalam jurang ketika lo salah menentukan pilihan itu. Karena pilihan itu yang akan menjadi lingkaran kehidupan yang akan lo rasakan kedepannya." Ujar Handy dengan tegas.
Razir dan Rafi pun hanya melongo menyaksikan bagaimana Handy mengucapkan kata itu dengan bijak. Tapi mengapa bahasanya susah dimengerti.
"Merasa kurang mengerti bahasa yang gue ucapkan?" Mengerti jika Handy bisa membaca pikiran mereka, mereka hanya menganggukkan kepala tanda memberi jawaban.
"Lo harus memilih. Jika lo salah, lo akan menyesal dikemudian hari. Tapi kalau lo tepat memilih pilihan itu, lo akan merasakan kebahagiaan hingga saat nanti kejenjang yang lebih tinggi."
"Jadi?" Ucap Razir mengantung.
"Gue milih yang bener bener sesuai buat gue?" Tanya Razir"Iya."
"Nah. Kenapa ucapan lo muter muter tadi?" Kata Rafi menoyor kepala Handy.
"Tadi kan hanya perumpamaan."
"Ya gausah muter muter. Gue susah menterjemahkannya." Handy pun hanya tersenyum alay sedangkan Rafi menatap jijik Handy. "Lo beneran kayak banci di prapatan rumah gue,"
"Yamain gue tuh sama Justin Bieber ama charlie puth kek. Lah Ini nyamain gue ama banci."
"Halah muka kayak bebek aja sombong. Bahkan nih, kaki bebek ama muka lo cakepan kaki bebek daripada muka lo."
"Wah ngatain lo?! Minta dikasih cabe beneran nih. Tuh mulut harus difilter,"
"Aelah. Emang mulut lo pernah difilter kalau lagi ngomong?"
"Ya kagak,"
"Ya sama aja."
"Woi. Ini gue yang mau ngomong apa kalian berdua?" Ujar Razir dingin.
"Eh i-ya iya bos. Maaf." Kata Handy menyatukan tangannya tanda permohonan maaf.
"Yaudah deh gajadi. Gue mau balik ke kelas. Bentar lagi mau bel pulang." Ujar Razir bangun dari duduk dan berjalan kearah gedung sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ranzir
Fiksi RemajaDia Raina Alexandria. Seorang perempuan dengan seribu bahasa yang ia simpan dimulut. Bukan masa lalu yang membuat ia sekarang diam, tetapi seseorang yang telah mengambil hatinya kini membenci dirinya. **** Dia, Razir Smolither menyukai seorang cewek...