12. Ketidakberdayaan

549 109 44
                                    

Maaf tapi untuk kali ini biarkan aku mengalah pada hati, karena aku menunggumu membuka mata.

-Razir Smolither-

《-》

Motor merah itu berhenti di parkiran sekolah. Ketika sudah menaruh helmnya di spion kanannya ia melihat Rani yang menunggu dirinya.

Razir kemudian tersenyum membuat Rani ikut tersenyum juga. Razir segera meraih tangan Rani dan membawa Rani melangkah masuk ke dalam gedung sekolah.

Ketika hari biasa wajahnya datar menatap murid yang berjalan dibelakang atau berpasasan, sekarang lebih buruk dari hari kemarin.

Matanya menghitam dibagian bawahnya, matanya merah, rambut yang biasanya ia biarkan acak acakan tapi terkesan lebih mempesona ia biarkan acak acakan seperti belum disisir, bersamaan dengan mukanya yang dingin.

Rani memberhentikan jalannya, kali ini ada yang tidak beres pada Razir.

"Kakak gak papa?"

"Emang aku kenapa?"

"Kakak kayak orang sakit. Kantong mata keliatan, mata merah dan kakak kayak lagi ada masalah."

"Aku gak papa lagi gak enak badan aja." Ujar Razir mengusap kepala Rani.

"Beneran? Bukan karena kakak nyesel pacaran sama aku?" Tiba tiba saja Razir langsung menengok kearah Rani.

"Kenapa kamu bisa narik kesimpulan gitu, Rani?" Razir kali ini menatap Rani lebih lama membuat Rani menarik kesimpulan Razir marah padanya. Terbukti dari cara Razir memanggilnya.

Rani kemudian diam, dan berjalan lebih dulu meninggalkan Razir yang diam saja tak mencegah dirinya. Rani kemudian menengok kebelakang tempat dimana ia dan Razir tadi berhenti.

Dijalan itu razir sudah tak ada, membuat Rani langsung berbalik badan berlari kearah kelasnya.

Razir sampai didepan kelasnya, ia melihat Miss Cairy sudah sampai duluan di dalam kelasnya dan sedang mengajar.

Razir langsung masuk tanpa mengetuk pintu ataupun mengucap salam terlebih dahulu.

Miss Chairy yang melihat itu geram sendiri melihat tingkah laku anak didiknya yang tidak meliputi sopan santun.

Lalu dengan tarikan nafas yang panjang Miss Chairy menyuruh muridnya untuk mengerjakan soal.

"Sekarang kalian kerjakan buku paket halaman 154 - 157. Dikumpulkan hari ini. Tanpa coretan dan tanpa lebelan." Ujar Miss Chairy melihat murid muridnya satu persatu.

Bergegas murid murid mulai mengerjakan apa yang disuruh oleh dirinya. Sesaat ia melihat anak didiknya sedang focus kebuku paketnya.

Kali ini Miss Chairy harus extra sabar menghadapi sikap Razir yang semaunya sendiri.

Yang membuatnya lebih geram lagi Razir menidurkan kepalanya dilekukan tangannya tanpa memperdulikan ancaman mata dari Miss Cairy.

Miss Cairy langsung berjalan kearah Razir dan mengebrak meja Razir yang membuat seluruh pasang mata menatap dirinya.

Razir tidak terkejut akan gebrakan itu. Sudah hal yang wajar jika Miss Chairy suka mengebrak mejanya.

"Razir!!! Kamu mau sekolah atau mau tidur tiduran?!" ujar Miss Chairy menatap galak Razir.

Yang ditatap seperti itu pun hanya mengangkat alis kanannya.

"Sekarang kamu keluar! Hormat ketiang bendera sampai jam pulang sekolah!" ujar Miss Chairy menunjuk keluar tanda Razir harus pergi dari kelas.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang