2. Masa Lalu

974 199 31
                                    

Dia yang pernah singgah dihidupku. Lalu meninggalkanku tanpa alasan yang jelas. Dan duniaku pun terhenti.

-Raina Alexandria-

《-》

Tepat ketika bel berbunyi. Seluruh siswa/i berhamburan dari kelas yang membuat kepala penat seharian didalam ruangan. Di dalam kelas ia melihat sahabatnya belum keluar dari dalam kelas. Lalu Raina pun menghampirinya.

"Kenapa ga keluar?"tanya Raina

"Nanti aja, Na Kalau keluar sekarang pasti desak desakan ditangganya." Kata Zira tidak menoleh kearah Raina dan tetap memperhatikan handponenya.

"Yaudah deh kita tunggu aja."
Hanya anggukan kepala yang diberikan Wina dan Zira.

Setelah beberapa menit berlalu. Akhirnya mereka keluar dari dalam kelas sambil bercanda. Membicarakan tentang sesosok laki-laki yang mereka bicarakan tadi.

"Lo udah ketemu ama cowok itu belum, Ra?" Tanya Wina

"Eumhh. Gatau,"

"Yaudah nanti kalau kita ketemu kita samperin dia. Dan memperkenalkan lo pada dia,"

"Emang lo kenal sama dia, Win?"

"Kenal lah. Kakak kelas paling famous." ujar Wina bersemangat.

"Semangat banget lo, Win." ujar Raina geleng geleng kepala.

"Gimana gak semangat kalau ngomongin kak Razir. Gila, Na ganteng banget sumpah dah," ujar Zira menbayangkan muka Razir.

"Pokoknya lo harus deket sama kak Razir,"

"Kenapa lo maksa banget si, Win?"

"Jadi kalian kan sama sama jomblo. Karena lo jomblo. Orang jomblo harus segera pacaran"

"Apaan sih gue aja gatau orangnya."

"Nanti gue kasih tau orangnya. Tenang aja,"

"Gue aja gatau namanya."

"Barusan gue kasih tau namanya. Lo lupa lagi, Na?"

"Kagak. Belum nyantel di kepala gue." Kata Raina menjulurkan lidahnya kepada Wina.

"Lo harus kenal ama dia, Na. Kalau lo bisa deket sama Kak Razir kan kita yang enak." Kata Zira yang mulai bergabung dengan pembicaraan mereka.

"Enak apanya?"

"Enak karena 1 minggu penuh kita akan ditraktir ama lo," Kata Wina dengan suara yang menggelegar.

"Dih." Kata Raina menurunkan alisnya.

"Lagian siapa juga yang pacaran."

"Lah emang gue bilang apa, Na? Gue bilang kalau deket bukan pacaran. Lah ngarep." Kata Wina menahan tawa.

"Ihk tau lah." Kata Raina mulai pergi.

"Mau kemana, Na?" Tanya Zira

"Mau pulang."

"Emang udah dijemput?"

"Udah ama Bunda." Lalu Raina pun berjalan kearah gerbang.

"Ra, udah saatnya Raina harus move on dari Atla,"

"Iya gue juga berfikir sama."kata Zira

"Udah mulai saatnya dia membuka hati buat orang lain," Lanjut Wina menerawang kisah asmara Raina.

"Tapi mau bagaimana lagi. Dia terlalu berharap atla akan kembali. Tapi nyatanya enggak,"

"Gue mau Raina merasakan cinta lagi untuk kedua kalinya. Bukan apa gue ngomong begini. Tapi gue gak mau liat Raina nangis tiap malem sambil meluk foto Atla. Gue sedih liat dia begitu. Udah saatnya dia membuka lembaran baru untuk kekosongan hatinya yang udah lama dia tutup rapat-rapat," Ucap Wina menerawang masa lalunya.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang