28. Pantai

109 18 56
                                    

Razir mengendarai mobilnya kearah supermarket terlebih dahulu. Tadi Raina dan Zira menyuruhnya untuk mampir dan mereka kini sedang mengikuti Zira dan Raina yang sedang memilah milih sesuatu.

"Mau beli apa, Zira?" Ujar Rafi yang menggandeng tangan Zira untuk memasuki supermarket.

"Disini ada yang jomblo bang. Sakit hati jiwa kanda." Ujar Handy yang menyindir bahwa ada dirinya dan Brian yang tidak membawa pasangan.

Sementara Raina yang mendengar itu menoleh, ia baru sadar bahwa ia telah meninggalkan Zira dan kini Razir lah yang mengikuti dirinya.

"Mau beli apa, Alexa?" Tanya Razir yang melihat lihat Snack saat langkah Raina memasuki rak tersebut.

Raina bingung. Ia jadi lupa mau membeli apa karena Zira tak bersamanya.

"Zira mana?"

"Ada Rafi. Tenang aja."

"Aku mau nyari Zira."

"Waktu kita bakal habis kalau buat nyari Zira. Pilih apapun yang kamu mau. Handy sama Brian pasti yang makan nanti." Razir mengambil ciki cikian dengan logo terkenal.

Hingga 10 menit kemudian, Razir baru sadar bahwa ialah yang telah berbelanja, bukan Raina. Ia meringis memberi peluang untuk Raina memilih sesuatu.

"Aku gak mau apa apa lagi kak." Ujar Raina saat Razir menyuruhnya untuk memilih kembali.

Razir kemudian meneliti mata Raina yang selalu saja menunduk.

"Kalau aku lagi ngomong kamu harus tatap aku, Alexa." Raina kemudian mengangkat kepala dan bertemu pandang dengan Razir.

"Ayo. Mungkin yang lain udah nunggu."

Saat berjalan menuju kasir, mereka bertemu dengan Zira yang sedang mengeluarkan barang dari troli.

"Zira kamu beli apa?" Tanya Raina saat Rafi berbincang dengan Razir.

"Beli yang diambil kak Rafi."

"Sama dong. Kak Razir juga yang ngambil." Zira dan Raina tertawa saat mereka melihat begitu antusiasnya Rafi dan Razir memilih barang.

Rafi membawa barang miliknya dengan satu tangan sedangkan tangan lain menggenggam jemari Zira.

Handy dan Brian yang memang mengikuti mobil Razir dipaksa membawa belanjaan miliknya.

"Kan lu yang belanja, Zir. Bawa lah." Ujar Handy yang merajuk karena dia tak membeli apa apa dipaksa membawa.

"Gue kan beli buat kalian juga. Jangan ngeluh. Masih banyak orang dibawah kita yang dikasih jajan bersyukurnya minta ampun. Belajar dari mereka dong." Razir menarik lengan Raina saat Raina hendak berucap.

Raina melepaskan tarikan itu dan berbalik kearah mereka berdua.

"Sini kak Handy biar aku bawa." Handy bisa melihat tatapan maut dari Razir tertuju padanya. Handy kemudian tersenyum pada Raina.

"Gausah Raina. Biar aa Handy aja yang bawa. Mending Raina jalan disebelah aa Handy." Raina pun menggangguk dan berjalan disebelah Handy sementara tadi Brian sudah berjalan duluan.

Razir yang melihat itu menjadi panas dingin sendiri. Tidak ada yang boleh berjalan disebelah Raina kecuali dirinya.

Handy dan Raina pun berjalan seakan sangat lambat. Padahal mereka berdua berjalan dengan sedikit cepat.

Memang orang cemburu itu selalu berfikir yang negative negative.

Handy menaruh belanjaan itu di bagasi, saat ia menutup bagasi Razir menutup pintu jok pengemudi dengan keras hingga Handy terlonjak.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang