22. Berakhirnya Hubungan

142 24 58
                                        

Rani tau, ia hanya sedang dijahili oleh orang itu. Rani yakin orang itu tidak akan lagi berada dikehidupannya.

Rani kemudian memblokir nomer tersebut, menaruh ponselnya di nakas dan membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Rani tertidur dengan masih khawatir jika orang itu kembali. Pagi datang, membuatnya beranjak dari kasur dan pergi kekamar mandi.

Saat sudah selesai, ia segera turun kebawah dan duduk dikursi tempat makan.

Rika yang daritadi memperhatikan Rani jadi bingung, Rani kali ini diam, tidak seperti pagi pagi biasanya.

Saat masuk sekolah ia masih terdiam, orang yang menyapanya hanya ia tanggapi dengan deheman.

Rani menidurkan kepalanya dilipatan tangan. Ia tidak ingin bersosialisasi dengan orang. Rani kemudian memberitahu Dara bahwa dirinya tidak ingin diganggu terlebih dahulu.

Razir berjalan kearah Rani yang sedang tiduran. Tadi malam saat Razir mencoba menelpon Rani, Rani tak kunjung mengangkatnya.

Razir kemudian datang pagi hanya untuk meluruskan masalah di uks kemarin. Razir mengusap puncak kepala Rani.

Rani yang daritadi hanya diam mengangkat kepala. Ia kesal, karena ada yang menganggunya, namun rasa kesal itu ia urungkan karena Razir yang melakukan semua itu.

Razir tersenyum melihat Rani yang sedang menatapnya. Tadinya ia kira Razir akan marah kepadanya juga, tapi melihat sikap Razir yang seperti ini membuat Rani juga ikut tersenyum.

Rani mencoba mengangkat kepalanya, menggenggam tangan Razir yang mengusap kepalanya.

"Kenapa, Pul? Pusing?" Tanya Razir duduk disebelah Rani.

"Enggak. Cuman ngantuk." Kebohongan itu meluncur dari mulut Rani. Rani kemudian meminum air minumnya seraya mengurangi ketakutan agar tak ketahuan.

"Beneran? Kalau belum ayo ke kantin."

"Bener kak aku udah makan." Ujar Rani yang meyakinkan Razir yang terlihat meneliti mukanya.

"Oke aku ngalah." Ujar Razir yang menarik Rani kepelukannya. Rani tersenyum dibalik itu. Ternyata kehangatan Razir tak berkurang semenjak mereka kenal.

Bel tanda masuk berbunyi, Razir kemudian mengumpat karena bel itu, ia harus berpisah dengan perempuan favoritnya.

"Nanti aku jemput ke kantin."

"Aku juga bisa jalan ke kantin bareng Dara sama Kyla kak."

"Yaudah. Aku tunggu di meja biasanya ya. Jangan telat ya pendek."

"Enak aja aku pendek. Tinggi ya aku!" Ujar Rani marah yang terlihat menggemaskan Dimata Razir. Razir tertawa membuat seisi kelas langsung menatap dirinya.

Rani yang melihat reaksi temannya itu menunduk malu, menyembunyikan pipinya yang kemerahan sambil menggigit bibir.

Razir kemudian mengangkat kepala Rani, mendekat lalu mencium puncak kepalanya.

"Woi!" Bentak Razir seraya memukul meja. 

Semua langsung diam, karena melihat tatapan tajam Razir. Mereka kira Razir mengatakan itu kepada mereka, namun saat melihat arah pandang Razir mereka mengerti bahwa Razir menyelamatkan perempuan didepan kelas mereka.

Perempuan itu digoda habis habisan oleh kelas 12 IPS. Tapi yang membuat mereka terkejut, Razir langsung melangkah pergi dan menonjok orang yang mencoba menyentuh perempuan itu.

"Bajingan lo." Ujar Razir yang menojok laki laki itu.

Laki laki itu berusaha menahan tonjokan Razir, namun hal itu yang kemudian menyulut emosi Razir.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang