Rani berusaha untuk melepaskan tangannya, mendorong murid laki laki itu. Laki laki itu terdorong namun kemudian ia tertawa karena melihat Rani yang menatapnya ketakutan.
Rani kemudian mengambil sepatunya berharap apa yang ada di otaknya untuk segera pergi bisa berjalan mulus.
Murid laki laki itu menahan lengan Rani, mencegah Rani yang akan pergi dari uks.
"Mau kemana kamu?"
"Lepas!" Ujar Rani yang berusaha melepaskan tangannya dari laki laki itu.
"Mau kamu lari sejauh apapun aku akan menemui kamu sayang."
Rani dengan sekuat tenaga melepas cekalan itu dan berlari mengesampingkan rasa pusingnya, sedangkan laki laki itu menatap hingga Rani tak terlihat, melihat bagaimana ketakutan yang ada di mata Rani membuatnya sedih.
Laki laki itu kemudian bangkit, namun belum sempat ia berbalik hiasan jepit kepala Rani tertinggal. Laki laki itu kemudian mengambilnya dan menyimpannya di saku celana.
Laki laki itu kemudian pergi kekelas. Ia kemudian menghela nafas, kali ini ia akan memperkenalkan diri didepan teman barunya.
Saat pak Widodo menyuruhnya untuk memperkenalkan diri ia kemudian memperkenalkan dirinya.
"Nama gue Andre Herauns. Kalian bisa panggil gue Andre." Ujar Andre yang menatap tajam siswa yang duduk di paling belakang.
Melihat satu satu teman kelasnya yang menurutnya menarik. Lalu satu siswa memperhentikan objeknya.
Karena siswa diujung sana adalah umpan dirinya.
{-}
Rani membuka pintu rumahnya dengan lunglai. Ia kemudian duduk di sofa tamu sambil memejamkan matanya.
Rika datang dengan melihat Rani yang menutup mata. Ia kemudian duduk disamping Rani, menggenggam tangan Rani yang membuat Rani membuka mata.
Rika masih memandang Rani yang bingung melihat mamanya. Ia kemudian melambai didepan muka Rika, berusaha menyadarkan lamunan Rika.
"Mah kenapa bengong?" Ujar Rani mengoyangkan bahu Rika.
Rika kemudian menengok kearah Rani lalu menghambur kepelukan Rani. Ia menangis sejadi jadinya didepan anaknya.
Rani yang tidak tau apa apa, berusaha untuk menenangkan mamanya walau ia sendiri tak tau apa yang terjadi dengan mamanya.
Mereka berdua sama sama terdiam Sampai kemudian Rani izin untuk naik ke atas.
Rika kemudian diam saja, tidak ingin berniat menganggu Rani karena ia tau Rani juga sedang dalam mode on tidak ingin diganggu.
Saat sampai di kamarnya Rani menaruh tas miliknya, dan segera mengambil boneka miliknya yang sempat diberikan Razir.
Rani menangis, mengingat kejadian saat Razir tak peduli pada dirinya. Rani tau ia salah, namun bisakah Razir tau bahwa ia berusaha menahan agar Razir tak berpaling ke Raina?
Ia hanya berusaha mempertahankan Razir disisinya berharap Razir tau bahwa Rani betul betul mencintainya sampai ia tidak bisa mengukur rasa itu.
Saat Rani masih sesegukan ia mendengar suara batu yang dilempar dari bawah mengenai jendela kamarnya.
Awalnya Rani tak memperdulikan. Seiring berjalan waktu suara itu makin menjadi jadi, Rani langsung saja berdiri, menghampiri suara itu agar jendelanya tidak pecah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ranzir
Teen FictionDia Raina Alexandria. Seorang perempuan dengan seribu bahasa yang ia simpan dimulut. Bukan masa lalu yang membuat ia sekarang diam, tetapi seseorang yang telah mengambil hatinya kini membenci dirinya. **** Dia, Razir Smolither menyukai seorang cewek...