32. Menyerang Kembali

107 22 37
                                        

Rani berjalan lurus di trotoar dengan langkah pelan menuju rumahnya. Ia kesal pada mamanya yang tidak memberikan uang jajan sesuai kebutuhannya.

Ia menatap jalanan yang mulai dipadati kendaraan beroda empat sedang menanti lampu lalu lintas berwarna hijau.

Rani menyebrang di zebra cross bersamaan dengan penyebrang yang lain. Di saat semua temannya mempunyai motor atau di gonceng dengan laki lakinya, berbeda dengan dirinya yang harus berjalan kaki.

Rasanya unek unek di kepalanya sudah tidak bisa ia bendung. Setelah sampai rumah ia ingin meminta motor pada mamanya.

Rani masih saja berjalan dengan lurus, jalanan kerumahnya masih sedikit jauh dan harus memasuki komplek terlebih dahulu.

Saat ia melihat motor dan mobil yang berlalu lalang. Tatapannya terhenti pada moge berwarna merah yang berjalan beriringan dengan motor motor lainnya.

Rani berhenti sejenak, ada rasa tidak ihklas pada sepasang kekasih yang sedang menaiki motor. Disana ia melihat Razir dan Raina, dengan Raina yang memeluk Jaket Razir.

Rani kembali menundukkan kepalanya, tidak mau melihat hal itu lebih lama karena ia rasa perasaannya pada Razir belum juga berkurang.

Ia berandai, jika waktu itu ia tidak melukai Raina sejahat itu mungkin ia masih bisa bersama Razir.

Rani tidak tau, apakah ia harus mengalah dan memberikan Razir pada Raina atau ia harus merebut paksa Razir.

Rani semakin saja memegang kepalanya, mengapa ia harus melakukan hal sejahat itu?

Rani masih mencintai Razir, dan harus ia akui semakin hari rasa itu semakin bertambah.

Saat ia melihat kedepan motor Razir sudah tak terlihat lagi. Rani lalu berbelok, memasuki jalanan yang mengantarkannya ke kerumah.

Rumahnya masih jauh untuk sampai, Rani menjadi sedih sekali, dulu Razir selalu mengantarkannya pulang dan waktu terasa begitu cepat.

Rani kemudian mengangkat kepala saat suara motor berhenti disebelahnya. Andre di sana dengan helm yang menutupi wajahnya.

Rani kemudian berjalan cepat, meninggalkan Andre yang berteriak memanggilnya untuk mengajak pulang bersama.

"Rani, kalau kamu gak berhenti aku bakal gangguin kamu seterusnya."

Rani memberhentikan lajunya, berfikir hal apa yang barusan Andre ucapkan.

Andre lalu melajukan motornya mendekati Rani, menarik tangan Rani untuk segera menaiki motornya.

Rani yang sudah tidak memikirkan apa apa hanya mengikuti apa yang sedang Andre lakukan.

Ia tak ingin di ganggu Andre. Ia benci mengapa Andre pindah ke sekolah dan ia benci di cintai Andre.

Andre memberhentikan motornya di depan rumah Rani, Rani yang sudah menyadari ia telah tiba didepan rumahnya segera turun dan menutup gerbang pagar rumahnya.

Andre yang melihat Rani tidak mendiaminya dan tidak mengucapkan terimakasih hanya tersenyum simpul.

Nyatanya Rani belum bisa memaafkan dirinya.

{-}

Raina menaruh ponselnya di saku bajunya, mencari buku yang telah disuruh oleh Bu Wati, guru Bahasa Indonesianya untuk menceritakan legenda.

Raina mencebikkan bibirnya, tidak ada yang menarik baginya sedangkan Zira dan Wina sudah menemukan buku terlebih dahulu dan sedang menatap Raina lalu menghembuskan nafas.

RanzirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang