Prang!
Suara pecahan gelas tiba-tiba terdengar dari arah pintu, bikin Jisoo dan Eunwoo kompak langsung menengok ke arah sumbernya.
"Kak—"
"Sorry Kak Jennie, Sé. Kalian bisa keluar dulu? Gue perlu ngomong sama Kak Jisoo. Berdua aja," potong Eunwoo, lalu menutup pintu kamar sebelum kedua sahabatnya itu sempet ngomong apa pun.
Cowok berwajah tampan itu lalu menyenderkan kepalanya ke pintu, matanya terpejam tapi siapa pun bakal tau kalau dia lagi dalam tekanan batin. Hilang semua udah, ekspresi kalem dia yang biasa.
"..........aku nggak akan tanya kenapa bisa, karena aku tau pil KB nggak ada yang 100%." Eunwoo menarik napas dalam-dalam. "Tapi sejak kapan kamu tau?"
"Mens aku telat minggu kemarin, terus besoknya aku langsung ke dokter karena tadinya sekalian mau ambil pil baru." Jisoo menjilat bibir bawahnya. "Terus aku disuruh cek darah dll dan besoknya dikasih tau kalo positif dan beta-hCGnya 410, pas empat minggu dari mens terakhir."
"410 buat empat minggu, tinggi tapi masih wajar jadi kemungkinan besar bukan hamil anggur (re: kehamilan yang gagal, di mana terjadi kelainan pada proses perkembangan sel telur setelah dibuahi, sehingga gagal tumbuh menjadi seorang bayi)........." gumam Eunwoo, sebelum matanya membelalak.
"Terus kamu baru lima minggu udah naik pesawat?! Kalo kenapa-kenapa gimana?!" Cowok itu mengusap rambutnya dengan kasar, sebelum dia menatap Jisoo dengan tatapan terluka.
"Kenapa kamu nggak bilang dari awal?" Tanyanya, sebelum dia mendengus.
"Ah, karena aku S1 aja belum lulus dan kamu nggak percaya aku bisa tanggung jawab? Iya?"
"Jangan pernah bilang gitu, when we both know nggak ada orang lain yang lebih aku percaya dibanding kamu!!!" Bentak Jisoo, bikin Eunwoo tersentak karena ceweknya itu nggak pernah ngebentak dia atau siapa pun sebelumnya.
"A-aku cuma—" Jisoo menarik napasnya dalam-dalam berusaha menstabilkan emosinya yang mulai kacau, "aku cuma nggak mau bikin susah kamu, Woo. Aku tau gimana capeknya kamu kemarin sebelum kita berangkat dan gimana gugupnya kamu juga buat ketemu ayah sama bunda. Aku tadinya niat buat ngasih tau kamu setelah kita balik, but I just— aku nggak bisa."
Air mata Jisoo lalu menetes, bikin Eunwoo langsung menggigit bibirnya dan duduk di sebelah cewek itu dan membawa badan yang bergetar itu ke dalam pelukannya.
"Sssssh, sssssh, iya aku ngerti kok sunshine, maafin mulut aku tadi ya............" ucap cowok itu dengan lembut sambil mengusap punggung Jisoo. "We will get through this, okay? Percaya sama aku."
***
Eunwoo menutup pintu di belakangnya, mutusin buat keluar kamar selagi Jisoo tidur, bikin enam pasang mata yang tadinya lagi ngobrol langsung menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"...........so? Is it true?" Tanya Lisa, mengemukakan pertanyaan yang ada di benak mereka semua.
Eunwoo mengangguk. "Iya, udah cek darah juga."
"Gila," gumam Guanlin. "Kok bisa sih? Don't you guys use.........I don't know, something???" Tanyanya, nggak sanggup buat meneruskan pertanyaan karena dia malu sendiri, bikin Eunwoo mendengus geli despite everything.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfiction"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...