Bumps On The Road and Upside Down Now

3.4K 238 48
                                    

"Hhhhh, ini gimana sih......." Lisa menatap ke arah ban mobilnya yang kempes dengan frustasi. Kempesnya yang bener-bener rata soalnya, jadi nggak akan bisa disetir ke bengkel terdekat.

Sekarang udah sekitar jam 10 malam, dan Lisa lagi berada di daerah rumah sakit tempatnya kuliah praktik gizi klinis yang letaknya di pinggiran kota. Gelap, sepi, dan dia nggak tau letak bengkel terdekat dimana.

Sekarang dia punya beberapa opsi. Pertama dia bisa minta tolong satpam rumah sakit, tapi akhir-akhir ini Lisa agak.......skeptis sama laki-laki yang dia nggak kenal. Belum lama ini ada satu selebgram yang ninggalin komentar yang bersifat sexual harassment ke Instagram dia soalnya, sampai sempet heboh banget di dunia maya.




Orang mungkin beranggapan bahwa Lisa udah biasa mendengar atau menbaca komentar-komentar kayak gitu karena profesinya sebagai part-time model, tapi ada alasan kenapa dia selama ini cuma mau editorial picture dan bukannya runway.

Alasannya apa? Well, udah rahasia umum kayaknya bahwa runway modeling itu lebih brutal. Lupain ruang ganti, karena harus ganti baju entah berapa kali dalam waktu yang sangat singkat itu bikin para model nggak bisa malu buat cuma pakai baju dalam, atau bahkan telanjang, di depan semua orang backstage. Mau itu cowok, cewek, non-binary; you name it.




Lisa memang bukan tipe orang yang takut untuk akan challenge, but she also knows herself well. Dia paling nggak suka dan nggak nyaman being sexually objectified sama orang yang dia nggak kenal, jadi Lisa nggak pernah tertarik untuk mencoba runway. Alasan kenapa dia juga cenderung meng-endorse clothing brand yang sifatnya sporty and chic juga karena itu, selain karena emang interest-nya ke sana.

And yet, despite doing all that, she still experienced sexual harassment. Gimana Lisa nggak takut?




"Cıyĕn, cıyĕn......." gumamnya dalam Bahasa Thailand yang artinya "calm down", sebelum merogoh ransel dan mengeluarkan smartphone-nya.

Sekarang, siapa yang harus dia hubungin? Yang paling bisa diandelin sih Eunwoo, tapi kasian juga kalau waktu istirahat si calon dokter dan ayah itu keganggu. Mark juga tadi bilang ada acara dan tuh anak nggak bakal liat HP kalau lagi konsen. Guanlin? Mana tega Lisa nyuruh dia naik motor malam-malam ke sini.

Sigh, if only Vernon was here, then the choice would be obvious.

***

"Wah, wah, wah; anjing, anjing, anjing, anjing, anjing, anjing, anjing, anjing, anjing, anjing!" Lucas tiba-tiba berdiri dari sofanya, membuat Eunwoo melepas headphone.

"Kenapa?"

"Lisa. Ban mobilnya kempes. Harus ke sana." Cowok itu menggulung kabel charger dengan tergesa-gesa sebelum menutup laptopnya dengan kasar, lalu langsung berdiri.

"Duluan ya Bang, dah!" Lucas melambaikan tangannya sekilas sebelum lari ke arah pintu keluar Vanilla Cup, membuat Eunwoo yang biasanya nggak pernah keliatan bingung sama sekali itu sampai memincingkan mata.




First of all, that guy is.......really weird. Selama berjam-jam Eunwoo menghabiskan waktu di Vanilla Cup cabang kampus mereka ini, cuma Lucas yang berani menghampirinya dengan cengegesan minta bareng karena semua temannya ada urusan dan dia butuh ditemani saat nugas. Padahal yang kenal Eunwoo lebih deket aja banyak yang segan, karena aura cowok itu emang lagi dingin banget akhir-akhir ini, thanks to the problem he has at home.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang