Rosé menutup layar MacBook Air-nya yang dilapisi casing warna merah. "Fiuh, it's finally done!" Katanya sambil menyeka her non-existent sweat.
"What is it, Rose? Report?" Tanya Vernon, yang dibalas dengan anggukan oleh Rosé, mukanya udah capek banget.
"100 buat lo, Jack. Heran deh gue, udah dikerjain tapi tetep aja nggak ada lagi, ada lagi." Rosé menyenderkan kepala ke bahu Guanlin di sebelahnya. "Kuaci, nanti lo kalo udah lulus jangan ke HI ya. There are so many reports to do, nanti yang ada eye bag lo jadi segede bola tenis," katanya ke cowok yang lagi memainkan game di smartphone-nya tersebut.
Guanlin mendengus. "Pretty sure it's not humanely possible, dan bukannya semua kuliah itu pasti banyak laporannya?" Tanyanya, tanpa mengalihkan pandangan dari jari-jarinya yang masih asik menembak entah musuh apa itu.
"Emang banyak banget njir, gue pingin nikah aja kadang rasanya." Lisa nyamber, bikin Vernon langsung mengangkat sebelah alisnya dengan senyuman jahil.
"Let's get married, then. Lo sama gue kan kerja ini," katanya dengan santai, sementara Lisa cuma menatap dia dengan tatapan bingung mau bales apa.
"E e e para anak kecil ini ya, udah pada ngomongin nikah-nikah aja." Jisoo tiba-tiba muncul dari balik sofa, di tangannya ada muffin blueberry yang baru aja dia beli dari counter.
"Is this related to those wedding dress picts Kak Jennie sent? Tuh Yang, liat hasil perbuatanmu!" Mark menyenggol lengan Jennie, sementara yang disenggol cuma mengangkat sebelah tangan—isyarat buat menyuruh cowok itu diam—karena dia masih sibuk berantem sama supplier di WhatsApp.
"Duh kasian banget sih, dicuekin," ledek Eunwoo sambil berpangku tangan, sebelum menyeruput kopi yang barusan dibawain Jisoo dengan senang hati.
Mark menghela napas. "I don't know response apa yang bakal bisa menang ngelawan lo, jadi gue bakal terima aja dengan lapang dada. Durhake nanti awak ngelawan yang lebih tue."
"Stop with the fake Malaysian, Mark Lee." Jennie akhirnya membuka mulut, tapi tangan dan pandangannya masih tetep fokus di layar smartphone; sementara Mark cuma bisa manyun.
"Ck, ck, ck, bucin banget sih lo Baby Cornnn!" Ledek Rosé, bikin yang lain—kecuali Mark—ketawa, including Jennie.
"Anyway Lis, kenapa lo tiba-tiba ngomong pingin nikah emang? Biasanya lo nggak pernah tanya gitu?" Tanya Jennie, finally memasukkan smartphone-nya ke dalam tas.
Lisa cengegesan. "Hehe, nggak kenapa-kenapa sih Kak, banyak temen gue bilang gitu terus gue nyoba ikut-ikutan aja," balasnya, bikin yang lain ngeliatin dia dengan tatapan 'seriously?'
"Lo mau nikah apa mau join ekskul, ikut-ikutan temen segala?" Tanya Guanlin dengan nada sarkastis yang kental.
"Halah, dasar anak-anak jaman sekarang maunya nikah muda semua. Emang dikira gampang?" Jisoo menggelengkan kepalanya dengan ekspresi (sok) prihatin.
"Halah, itu sih lonya aja yang nggak mau nikah muda Kak," cibir Rosé nggak mau kalah, lalu menoleh ke Eunwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfiction"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...