"Kak, kayaknya aku ngerti sekarang why you insist on waiting," kata Mark sambil memperhatikan punggung tangan Jennie yang dia genggam seiring mereka jalan buat cari makan.
Cewek itu tersenyum kecil. "Why, precisely?"
"Karena aku nggak bisa bayangin kalo aku berada di posisi Kak Eunwoo." Mark menjilat bibirnya. "He's usually like this perfect pangeran robot yang selalu in control, remember waktu Kak Junhoe bilang soal bokapnya Bang Ver?" Tanyanya, yang dibalas anggukan oleh Jennie.
"He was the calmest, and yet today dari mukanya keliatan kalo dia khawatir banget. Him, seorang Cha Eunwoo yang kuliahnya ngebedah manusia."
Jennie mendengus geli. "Well, gitu-gitu kan tuh anak juga punya perasaan, jadi pasti bisa terguncang juga. Not to mention it's about Kak Jisoo, yang gue bahkan nggak tau dia udah suka dari kapan."
"Makanya aku nggak kebayang banget kalo itu kita." Mark menggelengkan kepalanya pelan. "I would totally freak out, seriously."
"Alah, lo paling nggak berapa lama juga kode-kode, 'aku kan udah 18 tahun, udah kuliah, udah gede,' lagi," cibir Jennie.
Mark lalu menghentikan langkahnya. "Am I wrong, though?" Tanyanya sambil smirked, sementara Jennie cuma rolled her eyes in amusement sambil menarik cowoknya itu jalan lagi.
"No, you are not, but it doesn't mean that I think we're ready," balas Jennie.
"Sex is.........complicated, dan ini gue bahkan nggak bakal bawa-bawa agama 'cause you know I'm not really religious," lanjutnya sambil mengencangkan ikatan rambut. "Before this happened, gue selalu nganggep kalo kebobolan padahal udah pake protection tuh just another statistical fact yang terjadinya entah dimana, bukan di sekitar kita."
"And?" Tanya Mark sambil menaruh rambut Jennie yang nggak terikat ke belakang telinga.
"And it scares me." Jennie menjilat bibir bawahnya. "Lo masih tingkat dua, masih seru-serunya ngalamin jadi mahasiswa, and I have Marque. I think it's pretty obvious for anyone to see kalo kita lebih nggak siap dari mereka," katanya sambil melingkarkan tangan di lengan Mark.
"I don't know about you, tapi gue pingin berada di kondisi terbaik gue pas ketemu my future kids. Gue pingin ketemu mereka pas Marque udah bener-bener settle, jadi gue bakal punya lebih banyak waktu to be their Mom. Not to mention gue juga pingin kita berkembang dulu dari segi emosional. Umur kita emang nggak beda jauh sama Kak Jisoo dan Eunwoo, but it's obvious kalo mereka lebih stabil dalam menyeimbangkan pikiran sama emosi."
"Iya sih." Mark mengangguk. "Aku cuma beda dua tahun sama Eunwoo, but sometimes I feel like he's at least five years older. Dia udah tau nanti spesialis mau ambil apa, udah tau kalo bakal ngurus rumah sakit bokapnya, dan dia ngelakuin itu semua dengan senang hati, like he's perfectly sure of his choices," lanjut cowok itu, lalu memanyunkan bibirnya.
"Sementara aku aja belum tau abis lulus mau ngapain."
Omongan Mark tersebut bikin Jennie menghentikan langkahnya, lalu tiba-tiba jinjit dan kedua telunjuknya di masing-masing sisi bibir cowoknya itu, bikin dia keliatan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfiction"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...