"Guys, I need your help."
Suara yang keluar dari mulut Guanlin langsung membuat ketujuh orang temennya yang lagi ngobrol langsung terdiam, karena tumben banget yang paling muda dari mereka semua ini minta bantuan???? Even Rosé yang pacarnya aja kaget.
"Bantuan apa, Kuaci? Homework?" Tanya Rosé penasaran, sementara Guanlin langsung rolled his eyes in response. "No, Wine. Itu sih bisa gue tanya yang lain aja di sekolah. I need an adult for this, makanya gue tanya ke lo semua yang legally are all adults. Meskipun tingkahnya kadang nggak."
Semuanya kompak langsung lirik-lirikan dengan heran, sama sekali nggak peduli kalau Guanlin indirectly was insulting them, karena bantuan apa yang dia butuhin yang cuma bisa dapetin dari orang dewasa????
"Lin, lo........nggak ngehamilin siapa-siapa kan?" Tanya Lisa dengan ekspresi serius, sambil matanya ngelirik ke Rosé yang langsung melotot.
"hEH LALISA SEMBARANGAN LO YA NGOMONGNYA! HAMIL DARIMANA COBA, BAYI TABUNG?!?!" Rosé berdiri sambil menunjuk ke Lisa dengan penuh amarah, sementara yang ditunjuk malah ngakak sambil tepuk tangan.
"BAYI TABUNG ANJIIIIIIIR HAHAHAHAHA!" Mark ikutan ngakak, sementara Eunwoo, Vernon, dan Jisoo ketawa juga; tapi volumenya nggak segede dua orang lainnya.
Even Jennie was laughing a little, walaupun akhirnya dia tahan karena matanya nggak sengaja menatap mata Minhyun yang udah ngeliatin ke arah meja mereka dengan tatapan heran. "Pft— sssssssh, guys! Stop being so loud, nggak enak sama pengunjung lain. Rosé, lo duduk dulu deh mendingan," sarannya, yang langsung diikuti sama Rosé; meskipun dia masih ngeliatin Lisa sambil melotot.
Guanlin ngeliat ke masing-masing dari tujuh orang tersebut, lalu menghela napas. Sebenernya dia rada males minta bantuan mereka soal yang kayak gini, tapi kalo nggak, dia harus minta bantuan siapa lagi?
"Anyway, nggak, gue nggak ngehamilin siapa-siapa, Kak Lisa," balas Guanlin dengan nada sarkastis yang kental. "I need one of you to be my guardian, biar gue nggak usah tinggal di asrama lagi."
"Ah, karena lo belum 17 ya?" Tebak Eunwoo dalam sekejap, bikin Guanlin mengangguk dengan setengah heran dan setengah kagum. Like, iya sih bukan sesuatu yang perlu Albert Einstein in order to figure it out, but the fact that Eunwoo bisa langsung nebak tanpa harus mikir tuh nunjukkin kalau dia mikirnya emang secepet itu.
Guanlin yang merupakan satu-satunya pelajar di grup mereka itu emang tinggal di asrama sekolahnya—dan SMA Mark juga—yang emang diwajibkan buat seluruh anak kelas 10. Mustinya sih Guanlin udah boleh nggak tinggal di asrama lagi, tapi berhubung dia masih belum legal dan bokapnya yang 100% orang Taiwan itu sekarang lagi jadi diplomat di Ceko, ya akhirnya dia nggak punya pilihan lain selain stay.
"Yeah. Masalahnya gue 17 baru September next year, dan urusan sekolah bakal udah selesai abis UN and those other exams. Terus gue melongo doang gitu di asrama ampe masuk kuliah?" Guanlin mendengus, mencibir kebijakan sekolahnya itu.
"That's why you need other guardian for? Emang ortu lo doang nggak cukup?" Tanya Vernon.
"Nah, not enough 'cause he's not legal yet. Gue dulu pas move out sih nggak apa cuma izin dari ortu doang, tapi kalo belum legal bakal lebih ribet. Harus ada guardian yang di-approve sama ortu dan sekolah, dan guardian itu tinggalnya harus di kota yang sama." Mark menjelaskan, karena dia inget pernah tanya syaratnya dulu pas kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfic"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...