Does she ever feel like me?
Run her fingers down your back
Do you ever talk about us?
Or is it just the bad times we had?
"Evening, Jen."
"Hey."
Daniel menghela napas sambil mengulum bibirnya mendengar respon singkat yang diberikan Jennie tersebut. Jujur, dia seneng akan keberadaan cewek yang akhir-akhir ini kayaknya 24/7 di apartemennya itu, tapi ini udah hampir tiga minggu sahabatnya itu kayak gini.
Jennie akan bangun sekitar jam 7 pagi sebelum Daniel, menyiapkan makanan untuk masing-masing Rooney dan Peter lalu mandi, dan baru lah sehabis itu cowok tersebut bangun. Sehabis itu mereka biasanya akan ke gym untuk olahraga terus pergi ke tempat kerja masing-masing. Terkadang Jennie bareng Daniel kalau dia lagi males nyetir, walaupun frekuensinya cukup jarang.
Cewek itu kemudian akan pulang di sekitar jam 6-7 sore, membuatnya pulang terlebih dulu jadi dia lagi yang kasih makan untuk Rooney dan Peter, lalu Daniel akan menyusul paling cepat jam 8. Kerjaan dia emang termasuk fleksibel, tapi itu justru kadang malah bikin jamnya jadi agak molor dibandingkan yang umumnya. Ini juga masih mending, karena sebelum ada Jennie biasanya lebih larut lagi.
Pulang lebih larutnya Daniel itu nggak selalu karena kerjaan juga tapi, karena dia dan Seongwoo emang hobi untuk mampir ke bar/club underground yang ada di daerah Kemang. Dia pernah nyoba ajak Jennie sekali, karena dulu mereka emang sering pergi bareng, tapi ditolak secara dingin sama cewek itu.
"I don't really want to be around people at times like this, Dan," she said.
.......dan perkataan tersebut emang benar adanya, karena setiap malam Jennie akan merenung di balkon lantai 11 apartemen Daniel tersebut. Mulutnya menghirup entah berapa batang Marlboro Menthol, yang sesekali diselingi dengan tegukan minuman beralkohol apa pun yang Jennie ingin minum hari itu. Bukan vodka dioplos Buavita favoritnya tapi, cenderung ke minuman lain yang lebih pahit.
Setelah Daniel pulang, then he will join her at the balcony. Mereka kemudian akan ngobrol soal hari masing-masing—kebanyakan Daniel bertanya dan Jennie menjawab—ditemani dengan rokok demi rokok dan minuman yang tersedia, seperti contohnya saat ini.
"How was work today?" Daniel mengambil sebatang Marlboro Menthol dari kotak berwarna putih-hijau kemudian menyalakannya dengan pemantik hitam yang ada di atas meja. Dua-duanya milik Jennie.
"Same old," cewek itu mengernyitkan keningnya. "Lo ngapain ambil punya gue? I thought you only smoke Marlboro Menthol after sex?"
"Yaaa before boleh lah, sesekali." Daniel mengedipkan sebelah matanya dengan senyuman menggoda, yang tentu saja dibalas dengan putaran mata dan dengusan sinis oleh Jennie.
"Kata siapa bakal iya?"
"I did?" Cowok itu tersenyum jahil sambil menyenderkan tangan di atas teralis balkon, menghadapkan badannya ke arah Jennie.
"Kalo gitu apus aja sebelum lo ngarep lebih lanjut, karena gue sama sekali nggak ada mood."
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfiction"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...