"Oh. My. God," gumam Rosé.
"Wait, wait," Jennie mengangkat tangannya. "Jadi lo bilang yang neror Vernon itu anak umur 14 taun yang dulunya bareng adeknya dia di NYC? Dia kan udah meninggal bertahun-tahun, wasn't she supposed to be a kid by then?"
"Yep." Lisa mengangguk. "Psycho, isn't it? Makanya gue rada males cerita soalnya emang nggak masuk akal."
"Wah, gila sih." Daniel menggelengkan kepalanya, nggak habis pikir. "Stalking temen SD goes wild."
"Kok kedengerannya jadi kayak judul film?" Celetuk Jisoo.
Guanlin mendengus. "Film apaan? Bokep?"
"hEH KUACI!"
"Udah, udah." Eunwoo menengahi sebelum pasangan itu ribut lebih lanjut. "Ngomong-ngomong, anaknya sekarang gimana? Dipenjara atau nggak?"
"Ya nggak lah!" Balas Lisa sewot, tapi lalu mengernyitkan keningnya.
".......emangnya bisa ya? Dia kan masih 14 tahun."
"Bisa, kan minimal hukum pidana di Indo tuh mulai 12 tahun," jawab Daniel dengan santai, sementara Lisa, Rosé, Guanlin, dan Jennie langsung kompak mendelik ke arahnya.
"12 tahun?? Isn't that considered as child abuse???" Rosé tercengang. "I mean 12-year-old gitu, yang nikah aja belum bisa but don't worry, lo bisa masuk penjara instead?!"
"Normally I'd say that she's overreacting, but......." Guanlin menggigit lidahnya. "That really is fucked up."
"You know what's more fucked up?" Tanya Eunwoo dengan senyuman lebar, seakan menahan tawa. "Penjara atau penjara khusus anak itu nggak selalu ada di setiap daerah, jadi beberapa dari mereka digabung sama orang dewasa."
"Shit, terus di Jakarta ada nggak?" Lisa menggigit bibir bawahnya khawatir.
Eunwoo mengangkat bahu. "Entah lah, gue cuma tau yang di Salemba itu."
"Daripada kita ngomongin soal penjara," Jisoo menaruh gelas berisi hot chocolate-nya, "mending lo tanya nyokapnya Vernon dulu nggak sih Lis, si tersangka ini nasibnya gimana sekarang? Nanti kita udah ngomong panjang lebar, tau-taunya dia baik-baik aja mendekam di rumah. Kayak nggak ada kerjaan kan kitanya."
"Oh iya." Air muka Jennie langsung berubah begitu mendengar kata "kerjaan" dari mulut Jisoo. "I should be calling my vendor this afternoon. Fuck, fuck, fuck."
"Calm down, kitten," Daniel berusaha menenangkan cewek yang langsung sibuk dengan smartphone-nya itu. "Coba SMS or WA sekarang dulu aja, siapa tau mau nerima telfon jam segini."
"That's what I'm doing," balas Jennie, kemudian senyuman lebar muncul di bibirnya secara ia membaca sesuatu di layar HP.
"Dia lagi deket sini, katanya nggak apa ketemu langsung." Cewek itu memasukkan barang-barangnya di atas meja ke dalam tas dengan gerakan tangan yang anggun, tapi tetap cepat dan nggak ada yang terkesan sia-sia.
"I have to go first, guys; kabarin aja kalo ada apa-apa lagi," pamit Jennie ke arah para sahabatnya, lalu menoleh ke arah Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfiction"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...