"Selamat malam, Bocil!"
Guanlin menghela napas saat pintu apartemen Rosé dan Lisa dibuka—dia sebenernya tau password-nya, tapi nggak akan buka sendiri kecuali terpaksa—dan menemukan Chanyeol yang udah dua kali dia ke sini minggu ini, dua kali juga nih orang ada.
Sumpah ya, tau gitu Guanlin nggak akan nyaranin kakaknya Rosé ini buat lebih involve di hidup pacarnya kalau tau dia yang bakal kena imbasnya. Dibandingin sama tiga pasangan lainnya, waktu dia berduaan sama Rosé itu jarang banget karena mereka nggak tinggal serumah, satu gedung apartemen, atau sering kerja bareng.
Like, kayaknya mereka malah lebih sering berdua doang sebelum pacaran, karena sekarang waktu luang pas sore ke malem itu seringnya dihabisin bareng-bareng di Vanilla Cup. Rosé sama Guanlin biasanya cuma punya waktu luang berdua pas malem—itu juga maksimal jam 10 dia harus pulang atau Rosé bakal ribut—to enjoy their alone time.
That is, of course, sebelum Park Chanyeol datang dan merusak segalanya.
"Hadeh, muka lo sepet amat sih???" Tanya cowok itu sambil merangkul bahu Guanlin yang masih memakai jaket bomber hitamnya. "Nggak seneng lo, ngeliat calon kakak ipar?"
"Abang, please leave my Kuaci alone dan lepaskan dia dari cengkramanmu," kata Rosé sambil melepaskan tangan Chanyeol lalu mengenggam kedua sisi pipi Guanlin dengan tangannya, berniat mau menguyel-uyel pas dia nyadar akan sesuatu.
"Why is your face so hot? Bukan hot yang ganteng—although lo emang ganteng—but it's literally hot???? Are you sick, Kuaci?"
Guanlin nggak menjawab apa pun selain tersungkur di bahu Rosé sebagai jawaban.
"oH MY GOD ABANG HOW INI GIMANAAA KUACIIIIII WHAT SHOULD WE DO??????"
***
"Ck, lo sih Cil, udah tau ujan badai masih aja maksa pake motor," omel Chanyeol sambil menaruh bubur ayam yang baru dia beli di atas meja.
"Uhuk— ya gimana Bang, masa motornya gue tinggal," jawab Guanlin dengan suara serak, sangat berlawanan sama penampilannya yang udah kayak manusia salju gara-gara dibungkus—literally—pake bedcover Rosé.
"Darimana sih, bimbel?" Tanya Rosé sambil membuka bubur untuk Guanlin itu dan mengaduknya, yang sebenernya dia nggak suka but she knows he likes it, "kenapa nggak nunggu aja sih? Ujannya kan akhir-akhir ini cepet rada, sayangku, cintaku, manisku."
Guanlin menghela napas. Rasanya dia pingin banget bilang, "ya karena gue mau cepet ketemu lo???" tapi dia tahan karena (sesuai urutan):
1. Ada Chanyeol.
2. Tenggorokannya sakit jadi dia sebisa mungkin nggak mau ngomong.
3. Gengsi, cuy.
Rosé lalu memeriksa temperatur Guanlin dengan belakang tangannya dan menjilat bibir.
"Lo tidur sini aja ya, malem in—"
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfic"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...