Bel tanda istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Dengan semangat 45, murid-murid yang ada di salah satu SMA di jakarta ini berbondong-bondong pergi keluar kelas.
Ada yang di lapangan, bersenda gurau dengan teman di depan kelas, dan yang paling banyak mereka pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka atau sekedar duduk-duduk saja.
Seperti hal nya yang dilakukan kedua gadis ini, yang tengah duduk di kursi kantin.
"Fiuuuuhhh~"
Salah satu dari gadis itu yang diketahui bernama Karamel menghembuskan nafas panjang untuk sekian kalinya dengan posisi wajah yang ditenggelamkan pada lipatan tangan nya yang ada di atas meja.
"Kara, lo kanapa sih.? Dari tadi tarik buang nafas terus, mau lahiran lo?" tanya Dinda, teman Karamel yang duduk di hadapannya sambil meminum orange juice.
"Gue kesel sama Alvin. Setiap ada masalah atau urusan OSIS, gue selalu dilupain" jawab Karamel mengangkat wajahnya menatap Dinda.
"Ya itu resiko lo jadi pacarnya ketos" balas Dinda.
"Ya gue ngerti, tapi ya gak gitu juga kali, Din. Gue selalu di nomor duakan kalo udah nyangkut masalah OSIS"
"Ya udah, maklumin aja kali.
"Kalo satu atau dua kali sih gue bisa maklum, Din. Ini udah berulang kali. Capek gue punya pacar kaya gitu. Belum lagi cueknya yang nauzubillah" ucap Karamel sambil meminum jus tomat yang ia diamkan sejak tadi.
"Tapi nih ya, Ra. Menurut gue masih mending lo diduainnya sama urusan OSIS daripada lo diduain sama cewek lain" ucap Dinda dengan wajah sok polosnya.
"Gak lucu" sahut Karamel mendelik kesal ke arah Dinda.
"Gue tuh punya pacar kaya gak punya pacar, tau gak" tambahnya."Kalo gitu putusin aja si Alvin trus jadian aja sama Nico. Kasihan tau, Ra. Diakan udah lama ngejar-ngejar lo" ucap Dinda kembali ngaco.
Jadi sedikit penjelasan siapa Nico itu di sini. Dia adalah seorang pemuda, teman Karamel. Bisa di bilang mereka cukup dekat. Nico mempunyai perasan lebih terhadap Karamel namun sayang, Karamel lebih dulu memilih Alvin untuk menjadi kekasih nya.
'Pletak.!'
Karemel langsung memukul kepala Dinda cukup keras.
"Aduuuuh.. Apaansih lo, Ra. Sshhh sakit tauk.!" Protes Dinda memegangi kepalanya yang sakit akibat hadiah pukulan dari Karamel.
"Lo kalo ngomong seenak udel lo ye. Kalo gitu caranya, yang ada Alvin bakalan ngamuk sama gue." Ucap Karamel.
"Lagian gak segampang itu gue putusin Alvin lalu jadian sama Nico. Karna cinta gue udah jatuh terlalu dalam sama Alvin" sambung Karamel."Yaitu sih keputusan lo, gue cuma nyaranin aja. Gue gak mau sahabat gue galau terus gara-gara pacarnya yang Ketua OSIS itu. Tapi tetep, keputusan ada di elo'' ucap Dinda bijak.
''Thanks ya, Din. Lo emang sahabat gue yang paaaling baik" ungkap Karamel nenyentuh punggung tangan Dinda.
"Iya sama-sama, ntar kalo lo galau lagi gara-gara Alvin, lo cerita sama gue. Bila perlu biar gue hajar sekalian si ketos rese itu" ucap Dinda.
"Kaya lo berani aja. Hahahahaha" cibir Karamel dengan tertawa di akhir kalimatnya.
***
Jam pelajaran di sekolah kini telah usai. Karamel melangkahkan kakinya ke area parkir sekolah karena Alvin berpesan agar ia menunggunya di sana.
Setelah sampai si area parkir khusus siswa, Karamel melihat motor ninja merah milik Alvin masih terparkir rapi pada tempatnya. Gadis itu menaiki motor berwarna merah lalu mengeluarkan handphone miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Teen Fiction[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...